Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu http://ejournal.sthd-jateng.ac.id/index.php/WidyaAksara <p>Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu dengan ISSN Online <a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&amp;1565596715&amp;9751&amp;&amp;"><strong><span style="text-decoration: underline;">2685-9832</span></strong></a> dan cetak <a href="http://u.lipi.go.id/1236945616" target="_blank" rel="noopener"><strong>2085-272X</strong></a> yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten merupakan Jurnal Sosial, Budaya dan Agama Hindu. Terbit dua kali setahun setiap bulan Maret dan September. <span class="tlid-translation translation" lang="id"><span class="" title="">Jurnal ini menerbitkan hasil penelitian atau pemikiran tentang studi agama dan studi Sosial dan Budaya menggunakan perspektif interdisipliner, terutama dalam studi agama Hindu dan sumber pengajaran terkait: studi agama, pemikiran Hindu, filsafat Hindu, studi pendidikan agama Hindu, studi penerangan agama dan kajian budaya</span></span></p> Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten en-US Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu 2085-272X <p>Penulis yang mengirimkan naskah melakukannya dengan pengertian bahwa jika diterima untuk publikasi, hak cipta dari artikel tersebut akan diserahkan ke Widya Aksara sebagai penerbit jurnal.</p> <p>Hak cipta mencakup hak eksklusif untuk mereproduksi dan mengirimkan artikel dalam semua bentuk dan media, termasuk cetak ulang, foto, mikrofilm, dan reproduksi serupa lainnya, serta terjemahannya. Reproduksi bagian manapun dari jurnal ini, penyimpanannya dalam database dan pengirimannya oleh segala bentuk atau media, seperti salinan elektronik, elektrostatik dan mekanis, fotokopi, rekaman, media magnetik, dll., Hanya akan diizinkan dengan izin tertulis dari Widya Aksara. Namun, Penulis memiliki hak untuk yang berikut:</p> <p>1. Duplikat semua atau sebagian dari materi yang diterbitkan untuk digunakan oleh penulis sendiri sebagai instruksi kelas atau materi presentasi verbal di berbagai forum;<br>2. Menggunakan kembali sebagian atau seluruh bahan sebagai kompilasi bahan untuk pekerjaan penulis;<br>3. Membuat salinan dari materi yang diterbitkan untuk didistribusikan di dalam institut tempat penulis bekerja.</p> <p>STHD Klaten dan Widya Aksara melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa tidak ada data, pendapat, atau pernyataan yang salah atau menyesatkan diterbitkan dalam jurnal. Dengan cara apa pun, isi artikel dan iklan yang diterbitkan dalam Widya Aksara adalah tanggung jawab tunggal dan eksklusif masing-masing penulis dan pengiklan.</p> REVITALISASI PENDIDIKAN AGAMA HINDU SEBAGAI UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER GENERASI Z DI KECAMATAN BULELENG PADA ERA MEDIA SOSIAL http://ejournal.sthd-jateng.ac.id/index.php/WidyaAksara/article/view/319 <p>Perkembangan teknologi digital, khususnya media sosial, berdampak besar terhadap karakter generasi muda, termasuk Generasi Z yang saat ini mendominasi bangku pendidikan di tingkat SMP dan SMA. Di Kecamatan Buleleng, peningkatan intensitas penggunaan media sosial oleh siswa Hindu disertai dengan penurunan perilaku religius, etika sosial, dan partisipasi dalam kegiatan keagamaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh media sosial terhadap karakter siswa Hindu dan merancang strategi revitalisasi pendidikan agama Hindu agar relevan dalam era digital. Metode penelitian yang digunakan adalah&nbsp;<strong><em>mixed method</em></strong>, dengan teknik kuantitatif melalui penyebaran angket kepada 120 siswa dan teknik kualitatif melalui wawancara terhadap 10 guru dan 5 orang tua. Hasil analisis statistik menunjukkan korelasi negatif yang signifikan antara intensitas penggunaan media sosial dan karakter religius siswa <strong>(r = -0,59; p &lt; 0,01),</strong> dengan kontribusi sebesar&nbsp;<strong>34% (R² = 0,34)</strong>&nbsp;terhadap penurunan karakter tersebut. Analisis kualitatif mengungkap kurangnya inovasi dalam pembelajaran agama Hindu serta lemahnya integrasi dengan kehidupan digital siswa. Penelitian ini merekomendasikan transformasi media pembelajaran berbasis digital, pendekatan kontekstual dalam penyampaian nilai Hindu, serta sinergi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Revitalisasi ini penting untuk memastikan pendidikan agama Hindu tetap relevan dan efektif dalam membentuk karakter generasi Z.</p> <p>&nbsp;</p> Putu Agus Windu Yasa Bukian Copyright (c) 2025 Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-09-09 2025-09-09 30 2 1 6 10.54714/widyaaksara.v30i2.319 MITOLOGI NUNDUNG BHUTA KALA PADA RANGKAIAN HARI SUCI NYEPI SEBAGAI WUJUD PENGKONDISIAN ETIKA UMAT HINDU DI BALI http://ejournal.sthd-jateng.ac.id/index.php/WidyaAksara/article/view/314 <p><em>This research aims to describe and analyze the Nundung Bhuta Kala Mythology during the Nyepi Holy Days as a form of ethical conditioning for Hindus in Bali. This research is a qualitative descriptive type because it focuses on analyzing non-numerical data. The data for this research comes from the stories of Hindus in Bali regarding the mythology of nundung bhuta kala during the holy day of Nyepi. Data analysis in the research was carried out by following Miles and Huberman's stages; data collection was followed by reduction, presentation, and verification/drawing conclusions. The results of this research reveal that there is an element of ethical conditioning of Hindus in Bali in the Nundung Bhuta Kala Mythology, a series of Nyepi Holy Days. Nundung Bhuta is interpreted as steadfastness against external temptations and avoidance of bad habits. There are three variants of ethical conditioning that occur, such as individual ethics, social ethics, and ecological ethics. Individual ethics is an internal and autonomous aspect of every human being. Sociological ethics displays the way humans relate harmoniously to other people. Ecological ethics shows efforts to preserve the natural environment, which is a place for humans to shelter.</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><em>Keywords: </em><em>Nundung Bhuta Kala Mythology, Nyepi, Ethical Conditioning, Balinese Hinduism</em></p> I Putu Suweka Oka Sugiharta I Wayan Lali Yogantara Copyright (c) 2025 Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-10-07 2025-10-07 30 2 7 20 10.54714/widyaaksara.v30i2.314 The KOMODIFIKASI BUDAYA DALAM SENI PERTUNJUKKAN JOGED BUMBUNG SINABUN BULELENG (Perspektif Komunikasi Hindu) http://ejournal.sthd-jateng.ac.id/index.php/WidyaAksara/article/view/293 <p>Bali tidak bisa terlepas dengan kesenian sakral dan tradisi yang berkaitan dengan aktivitas keagamaan yang memiliki nilai filosofi tinggi, yakni suatu kekuatan yang magis religius yang diwarisi secara turun temurun. Tari Joged Bumbung merupakan tarian rakyat yang mengandung unsur sosial dan budaya yang berfungsi sebagai tari balih-balihan mengalami telah mengalami komodifikasi diakibatkan oleh perkembangan jaman. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dengan pengumpulan data melalui sumber referensi kitab/susastra dan literatur lainnya. Hasil dan pembahasan menunjukkan bahwa perubahan pada komponen Tari Joged Bumbung mengakibatkan terjadinya pergeseran nilai-nilai tradisional pada tarian karena perubahan tersebut disesuaikan dengan tren yang sedang berkembang di era modern. Tari Joged Bumbung mengalami perubahan menjadi produk komoditas yang dapat diperjualbelikan sehingga dapat menjadi sumber penghasilan bagi penari, grup tari, dan masyarakat lokal. Meskipun bermanfaat untuk mempromosikan budaya Bali dan mendorong perekonomian, namun memiliki resiko yang dapat &nbsp;mengorbankan nilai-nilai spiritual dan lokal yang terdapat dalam seni tari balih-balihan dalam Tari Joged Bumbung. Diharapkan bahwa seni keagamaan kedepannya mampu melestarikan budaya lokal dan membentuk kepribadian estetis masyarakatnya namun tetap dijiwai oleh nilai-nilai agama Hindu yang menambah kesempurnaan nilai-nilai budaya setempat sehingga masyarakat semakin yakin dengan nilai-nilai kebenaran budayanya.</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> Kadek Hemamalini A.A Ketut Patera Made Jaya Negara Made Dwi Apriliana Copyright (c) 2025 Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-10-07 2025-10-07 30 2 21 30 10.54714/widyaaksara.v30i2.293 TRI HITA KARANA SEBAGAI PELESTARI SEMESTA http://ejournal.sthd-jateng.ac.id/index.php/WidyaAksara/article/view/341 <p><em>The global ecological crisis characterized by environmental degradation, climate change, and biodiversity loss urges a need for holistic and sustainable alternative approaches.</em> <em>This paper examines Tri Hita Karana, a Balinese Hindu philosophy that offers a unique integration of spiritual, social, and ecological values ​​as a solution to environmental problems.</em> <em>Using qualitative methods with a cultural ecology approach, this study analyzes how the three main principles of Tri Hita Karana Parhyangan (human-God relationship), Pawongan (human-human relationship), and Palemahan (human-nature relationship)—contribute to ecosystem preservation in Bali.</em> <em>Parhyangan positions nature as a manifestation of the sacred Ida Sang Hyang Widhi, manifested through rituals such as Tumpek Uduh (vegetation) and Melasti (nature purification), as well as customary prohibitions (awig-awig) against the exploitation of forbidden forests.</em> <em>These principles instill a conservation ethic based on religious beliefs, protecting biodiversity organically.</em> <em>Pawongan strengthens communal collaboration in natural resource management, such as the subak system (a UNESCO-recognized traditional irrigation system) that ensures equitable water distribution and prevents ecological conflict.</em> <em>Meanwhile, Palemahan promotes environmentally friendly practices through traditional architecture, organic waste recycling, and coastal ecosystem restoration. The teachings of Tri Hita Karana are not only effective in maintaining Bali's ecological balance but also offer a globally relevant model of environmental ethics.</em> <em>However, this philosophy faces challenges from modernization, such as industrialization and mass tourism, which threaten the sustainability of local values.</em> <em>This suggests that integrating traditional wisdom such as Tri Hita Karana into development policies can be a transformative solution to the ecological crisis, emphasizing that humans are an integral part of, rather than masters of, the universe.</em> <em>These findings contribute to academic discussions on cultural ecology and sustainability, while also underscoring the importance of revitalizing local wisdom in responding to contemporary environmental challenges. </em></p> I Nyoman Warta Copyright (c) 2025 Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-11-24 2025-11-24 30 2 43 52 10.54714/widyaaksara.v30i2.341 MEMBANGUN KEBERSAMAAN UMAT HINDU KABUPATEN BLITAR http://ejournal.sthd-jateng.ac.id/index.php/WidyaAksara/article/view/324 <p><em>Religion is not only a guide for each person's personal life but also serves as a social glue for socio-religious life in society. However, in reality, religion also contributes to conflict and division when its teachings are interpreted in an incomprehensible manner. In today's world, the wealthy, who should be helping, instead expect to be helped. The Hindu concept of "punia" teaches us to give a portion of our wealth so that others can enjoy it. Is giving part of one's possessions based on religious obedience or is there something else that motivates someone to give "punia"?</em></p> <p><em>This paper will present how the social dimension of "punia" fosters unity among Hindus in Blitar Regency. This issue is analyzed and explained using semiotic theory. The analysis reveals that "punia" is a teaching with both social and spiritual dimensions. Socially, "punia" fosters attitudes and behaviors that care for the needs of others. Spiritually, "punia" serves as self-control against greed. Based on this concern, Hindus voluntarily donate a portion of their wealth for social purposes greater than their own. Offerings of alms (punia) are given to groups or individuals in need or underprivileged, but are also undertaken as an effort to meet the needs of socio-religious activities and/or to build social and religious facilities. Offerings are not only material but can also be expressed through labor, knowledge, skills, moral encouragement, and sense control. Offerings are carried out based on religious teachings and humanitarian values. The awareness and concern for offering alms (punia) among Hindus demonstrates the community's enthusiasm for practicing religious teachings.</em></p> Sujaelanto Copyright (c) 2025 Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-11-24 2025-11-24 30 2 83 93 10.54714/widyaaksara.v30i2.324 ANALISIS FENOMENOLOGIS INTERPRETATIF REGULASI EMOSI GURU DALAM PENDIDIKAN HINDU NON FORMAL: PENGALAMAN SUBJEKTIF DI PRATAMA WIDYA PASRAMAN CAHAYA SARASWATI KABUPATEN KARANGANYAR http://ejournal.sthd-jateng.ac.id/index.php/WidyaAksara/article/view/339 <p><em>Emotional regulation is a crucial aspect of the teaching profession, particularly in a spiritually-based educational environment like the Pasraman (Islamic school).</em> <em>This study aims to explore teachers' subjective experiences in managing emotions while serving as educators at the Paratama Widya Pasraman Cahaya Saraswati in Karanganyar Regency.</em> <em>Using the Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) method, data were collected from five teachers through participant observation, documentation, and in-depth interviews.</em> <em>Findings indicate that teachers' emotional regulation is grounded in Hindu values ​​such as satya (honesty), ksama (patience), and bhakti (spiritual devotion).</em> <em>Teachers view swadharma (sacred duty) as part of emotional awareness, which is carried out with spiritual awareness.</em> <em>Strategies used include spiritual reflection, self-control through japa (prayer), and a compassionate, dialogical approach.</em> <em>This study confirms that understanding emotional regulation in Hindu education is inseparable from the cultural and religious context.</em> <em>These findings contribute theoretically to discussions of emotions in alternative education and offer practical implications for teacher training that emphasizes spirituality and emotional well-being.</em></p> <p><em>Keywords: Emotional regulation, teachers, interpretive phenomenological analysis, Pasraman, Hindu education</em></p> Agus Riyadi Dewi Ayu Wisnu Wardani Copyright (c) 2025 Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-11-24 2025-11-24 30 2 32 42 10.54714/widyaaksara.v30i2.339 KEPEDULIAN SOSIAL DALAM PERSPEKTIF SOCIAL PEDAGOGY http://ejournal.sthd-jateng.ac.id/index.php/WidyaAksara/article/view/336 <p>Kepedulian sosial merupakan nilai fundamental yang perlu dikembangkan dalam pendidikan guna membentuk generasi yang berkarakter, empatik, dan mampu hidup harmonis dalam masyarakat yang majemuk. Kepedulian sosial dalam perspektif <em>social pedagogy</em> sebagai pendekatan yang menekankan pada interaksi, pengalaman belajar, dan kontribusi nyata dalam komunitas. Dengan mengintegrasikan pembelajaran berbasis pengalaman, kerja kelompok, diskusi reflektif, serta keterlibatan dalam kegiatan sosial, <em>social pedagogy</em> dapat memperkuat nilai empati, solidaritas, dan toleransi. Kajian pustaka dan analisis teoretis menunjukkan bahwa pendekatan ini tidak hanya mendukung pencapaian akademik, tetapi juga mendorong terbentuknya sikap peduli, inklusif, dan berorientasi pada keadilan sosial. Penerapan <em>social pedagogy</em> dalam pendidikan diharapkan menjadi strategi efektif untuk menumbuhkan kepedulian sosial peserta didik sekaligus memperkuat tujuan pendidikan karakter. Integrasi <em>social pedagogy</em> membutuhkan dukungan dari guru, sekolah, keluarga, dan masyarakat agar nilai kepedulian sosial dapat terwujud secara berkelanjutan. Kolaborasi lintas pihak akan memperkuat efektivitas implementasi dan menciptakan lingkungan belajar yang mendorong tumbuhnya kesadaran kolektif. Dengan dukungan ekosistem pendidikan yang sinergis, kepedulian sosial dapat berkembang menjadi budaya sekolah yang berdampak positif bagi masyarakat luas. Dukungan ini akan memastikan bahwa nilai kepedulian sosial tidak hanya diajarkan sebagai teori, tetapi juga diwujudkan dalam praktik nyata yang konsisten di berbagai lini kehidupan. Kolaborasi tersebut dapat diwujudkan melalui program sekolah berbasis pengabdian masyarakat, keterlibatan orang tua dalam kegiatan sosial siswa, serta kemitraan dengan organisasi. Dengan adanya sinergi yang kuat antar unsur pendidikan, nilai kepedulian sosial akan lebih mudah diinternalisasi dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Kepedulian sosial dapat tumbuh menjadi karakter kolektif bangsa yang memperkuat persatuan dan ketahanan sosial.</p> Titin Sutarti Copyright (c) 2025 Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-11-24 2025-11-24 30 2 94 102 10.54714/widyaaksara.v30i2.336 IMPLEMENTASI KEGIATAN SRADHA DAN BHAKTI PADA PEMBENTUKAN KARAKTER MANDIRI SISWA HINDU DI SMPN 1 MATARAM http://ejournal.sthd-jateng.ac.id/index.php/WidyaAksara/article/view/312 <p><strong>ABSTRAK </strong></p> <p>Pendidikan karakter di sekolah sering menghadapi tantangan seperti kurangnya keteladanan dan pengawasan serta minimnya penerapan nilai moral. Dalam kondisi ini, kegiatan keagamaan seperti <em>sradha</em> dan <em>bhakti</em> menjadi solusi strategis untuk membentuk karakter mandiri siswa Hindu di SMP Negeri 1 Mataram dengan menanamkan nilai spiritual dan moral yang mendukung kemandirian siswa dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi non-partisipan terhadap pelaksanaan kegiatan <em>sradha</em> dan <em>bhakti</em>, wawancara semi-terstruktur dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru agama Hindu, serta siswa Hindu kelas VII, VIII, IX, dan dokumentasi berbagai aktivitas terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan <em>sradha</em> dan <em>bhakti</em> di SMP Negeri 1 Mataram dilaksanakan secara rutin dan terstruktur, meliputi persembahyangan bersama, dimana siswa dan guru melaksanakan doa<em> tri sandhya</em> diisi dengan <em>dharma wacana,</em> <em>mengkidung</em>, serta kegiatan bersih-bersih di Pura. Kegiatan ini berkontribusi dalam membentuk karakter mandiri siswa dengan meningkatkan kedisiplinan, tanggung jawab, dan keterampilan dalam mengambil keputusan secara mandiri. Selain itu, keterlibatan siswa dalam organisasi Hindu sekolah menunjukkan adanya perkembangan kemandirian dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan keagamaan. Namun, beberapa kendala masih ditemukan, seperti kurangnya kesadaran individu dalam mengikuti kegiatan secara konsisten, keterbatasan fasilitas pendukung, miskomunikasi dengan guru, dan keterbatasan tenaga pendidik. Secara keseluruhan, implementasi kegiatan <em>sradha </em>dan <em>bhakti</em> memberikan dampak positif terhadap pembentukan karakter mandiri siswa Hindu di SMP Negeri 1 Mataram. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan motivasi siswa, memperkuat peran guru dan orang tua, serta menambah fasilitas guna mengoptimalkan efektivitas kegiatan ini.</p> <p><strong><em>Kata Kunci : Sradha</em> dan <em>Bhakti</em>, Karakter Mandiri, Pendidikan Agama Hindu.</strong></p> Wiwin Leslesy I Gede Eka Pudja Diatmika I Wayan Rudiarta Copyright (c) 2025 Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-11-24 2025-11-24 30 2 103 118 10.54714/widyaaksara.v30i2.312 DAMPAK EKONOMI TERHADAP PENGHASILAN PEDAGANG DI SEKITAR PANTAI JOLOSUTRO PADA RITUAL MELASTI UMAT HINDU KABUPATEN BLITAR http://ejournal.sthd-jateng.ac.id/index.php/WidyaAksara/article/view/307 <p>Kabupaten Blitar merupakan wilayah yang memiliki banyak pantai di bagian selatan, salah satunya adalah Pantai Jolosutro yang terletak di Desa Ringinrejo, Kecamatan Wates. Berjarak kurang lebih 45 km dari pusat Kota Blitar ke arah selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upacara Melasti sebagai sarana pembersihan diri serta lingkungan yang dilakukan oleh umat Hindu se-kabupaten dan kota Blitar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi<em>. </em>Pengumpulan data melalui kegiatan wawancara, observasi, dan partisipasi serta mengkaji berbagai sumber literatur untuk memperoleh data terkait upacara Melasti dan dampaknya terhadap ekonomi masyarakat sekitar Pantai Jolosutro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upacara melasti merupakan ritual yang bertujuan sebagai pembersihan baik individu maupun lingkungan alam <em>(bhuwana alit dan bhuwana agung)</em>. Oleh karena itu, upacara Melasti ini dapat memberikan dampak positif terkait peningkatan jumlah penghasilan bagi pelaku usaha di sekitar wilayah Pantai Jolosutro.</p> Dwiasa Sambhawa Dharma Dhinar Mawanti Sauca Copyright (c) 2025 Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-11-24 2025-11-24 30 2 53 60 10.54714/widyaaksara.v30i2.307 PLATFORM TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM PELESTARIAN TARI REJANG BERDASARKAN NILAI-NILAI TRI HITA KARANA http://ejournal.sthd-jateng.ac.id/index.php/WidyaAksara/article/view/313 <p>Platform teknologi pendidikan merupakan salah satu inovasi pada bidang pendidikan yang dapat mengubah seorang guru dalam kegiatan pembelajaran. Platform teknologi dapat mengembangkan pengetahuan serta keterampilan dalam bidang pendidikan, sehingga proses pembelajaran berjalan efektif dan efisien. Salah satu peran teknologi pendidikan yaitu pelestarian tari rejang. Tujuan penulisan adalah memberikan hasil analisis terkait dengan pemanfaatan platform teknologi pendidikan dalam bidang kesenian seperti tari tradisional rejang. Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan jurnal ini ialah menggunakan jenis kualitatif. Hasil dan kesimpulan yang diambil melalui ialah Tri Hita Karana memiliki beberapa nilai yang dapat diterapkan dalamdunia pendidikan, misalnya karakter spiritualitas. Pada kegiatan pembelajaran, guru dapat memberikan arahan kepada peserta didik untuk memiliki hubungan yang harmonis bersama dengan lingkungan, sesama, dan Tuhan. Melalui ajaran parahyangan, pawongan, serta palemahan dengan menerapkan nilai-nilai THK akan menciptakan hubungan yang damai. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan teknologi pendidikan seperti augmented reality, virtual reality, e-learning, maupun aplikasi mobile dapat memberikan keefektifan dan menarik minat belajar peserta didik. Melalui penerapan teknologi tersebut, peserta didik dapat belajar dimana saja dan kapan saja untuk meningkatkan kemampuan dalam belajar tari rejang.</p> Ni Suardiati Putri I Made Sutajaya I Wayan Suja Copyright (c) 2025 Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-11-24 2025-11-24 30 2 61 70 10.54714/widyaaksara.v30i2.313 PENGARUH PELAKSANAAN LITERASI KITAB SUCI TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA HINDU DI SMPN 14 MATARAM http://ejournal.sthd-jateng.ac.id/index.php/WidyaAksara/article/view/311 <p>Saat ini pendidikan karakter menjadi perhatian yang lebih diutamakan dalam dunia pendidikan. Hal ini menjadi respons terhadap berbagai masalah kemerosotan moral. Fenomena rendahnya karakter positif siswa juga dihadapi di SMPN 14 Mataram, salah satu upaya yang diterapkan adalah program literasi kitab suci. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pengaruh&nbsp; antara pelaksanaan literasi kitab suci terhadap pembentukan karakter siswa Hindu di SMPN 14 Mataram. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif asosiatif dengan metode <em>Ex-Post Facto</em>. Data penelitian diperoleh melalui angket, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan bantuan SPSS 23 untuk melakukan analisis deskriptif dan analisis inferensial yang meliputi uji normalitas, uji linearitas, dan uji regresi linear sederhana. Populasi penelitian merupakan seluruh siswa Hindu kelas VII, VIII, dan IX sejumlah 435 oang. Sampel yang digunakan yaitu seluruh siswa Hindu kelas VII yang berjumlah 135 orang. Hasil analisis data: nilai rata-rata untuk literasi kitab suci yaitu 75,68 (Tinggi) dan nilai rata-rata pembentukan karakter siswa yaitu 77,37 (Tinggi). Melalui analisis regresi linear sederhana ditemukan bahwa variabel Literasi Kitab Suci dan Pembentukan Karakter Siswa memiliki hubungan sebesar 58,8%. Berdasarkan hasil uji hipotesis nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai probabilitas 0.05 yang dapat disimpulkan bahwa H<sub>0 </sub>ditolak dan H<sub>a </sub>diterima yang berarti terdapat pengaruh signifikan antara pelaksanaan literasi kitab suci terhadap pembentukan karakter siswa Hindu di SMPN 14 Mataram. Penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan literasi kitab suci direkomendasikan untuk terus dilaksanakan mengingat hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan literasi kitab suci menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan karakter siswa Hindu di SMPN 14 Mataram.</p> Ni Made Ayu Trisna Aprilia Sari I Wayan Rudiarta Ni Wayan Ria Lestari Copyright (c) 2025 Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-11-24 2025-11-24 30 2 71 82 10.54714/widyaaksara.v30i2.311