AIR DALAM KEHIDUPAN : PEMANFAATAN, PENGELOLAAN, DAN PELESTARIAN
Abstract
Air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup, air juga bermanfaat untuk penyembuhan dan dalam upacara keagamaan air digunakan untuk penyucian atau membuang segala kotoran pada bumi dan segala isinya. Fenomena saat ini telah berbeda, nampaknya telah terjadi kemunduran penghargaan terhadap air. Pencemaran terhadap air, dengan membuang limbah yang beracun ke air yang mengalir atau sungai. Air disedot sebagai air produksi untuk mencari keuntungan semata atau dijual. Sumber air yang ada di lereng pegunungan ditutup untuk bangunan vila yang megah. Sungguh menyedihkan kalau tidak ada kontrol secara baik. Untuk itulah mari kita merenung untuk memaknai air secara mendalam, sifat-sifat air kita gunakan sebagai acuan dalam hidup kita. Dalam budaya tentang melihat air, berbagai pemikiran, pemahaman masyarakat tentang air merupakan proses budaya dan melahirkan perilaku terhadap air yang berbeda-beda. Memandang air dari perspektif Hindu dan seni, sebagai hiburan atau santapan rohani. Dengan memaknai air dari perspektif Hindu, air sebagai sarana penyucian atau pembersihan selalu akan dibutuhkan, dengan demikian sumber air harus selalu dirawat dan dijaga kesuciannya. Tindakan budaya yang dilakukan menurut kedua sudut pandang tersebut setidaknya merupakan upaya secara tradisi untuk ikut melestarikan, memanfaatkan dan mengelola air.
References
Ahimsa Putra, Heddy Shri. 2002. “Tekstual dan Kontekstual Seni Dalam Kajian Antropologi Budaya”. Makalah disampaikan pada Serial Seminar Internasional Seni Pertunjukan Indonesia 2002-2004, tanggal 3 dan 4 Juli 2002 di Gedung Teater Tertutup Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarta.
¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬Ardika, I Wayan. 2004. “Pergulatan Antara Kearifan Lokal dan Globalisasi”. Makalah ini disampaikan pada Program Matrikulasi Program Studi Magister (S2) Kajian Budaya, Universitas Udayana, tanggal 3 Agustus 2004 di Denpasar.
Arthur Asa Berger. 2000. Tanda-Tanda Dalam Kebudayaan Kontemporer Yogyakarta : Tiara Wacana.
Geriya, I Wayan. 2000. Transformasi Kebudayaan Bali Memasuki Abad XXI. Denpasar : Perusahaan Daerah Bali Unit Percetakan Bali.
Hartoko, Dick. 1983. Manusia Dan Seni. Yogyakarta : Kanisius.
Koentjaraningrat. 1979. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.
Lombard, Denys. 1996. Nusa Jawa : Silang Budaya Warisan Kerajaan-Kerajaan Konsentris 1, 2, 3. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Mack, Dieter. 2001. Musik Kontemporer & Persoalan Interkultural. Bandung : Artiline
Ngurah, I Gusti Made. 2006. Buku Pedoman Agama Hindu. Untuk Perguruan Tinggi. Surabaya: Paramita
Radhakrishnan. S., 2008. Upanisad-Upanisad Utama, Surabaya : Paramita
Sahid Teguh Widodo. 2011. “Menjaga Nilai Sakralitas Air Dalam Kebudayaan Jawa: Sebuah Pendekatan Etnohidrolika” artikel dalam buku Adiluhung Kajian Budaya Jawa. Surakarta: Cakra books untuk Javanologi UNS.
Sukayasa, I Wayan. 1999. Teks dan Terjemahan Tutur Bhuwana Mahbah. Denpasar : UNHI
Sukerta, Pade Made. 2011. Metode Penyusunan Karya Musik (Sebuah Alternatif), Surakarta : ISI Press
Titib, I Made. 1996. Veda, Sabda Suci, Pedoman Praktis Kehidupan. Surabaya: Paramita.
_____. 2004. Purana: Sumber Ajaran Hindu Komprehensif. Surabaya: Paramita.
Yudha Triguna, Ida Bagus Gde. 2000. Teori Tentang Simbol. Denpasar : Widya Dharma
Penulis yang mengirimkan naskah melakukannya dengan pengertian bahwa jika diterima untuk publikasi, hak cipta dari artikel tersebut akan diserahkan ke Widya Aksara sebagai penerbit jurnal.
Hak cipta mencakup hak eksklusif untuk mereproduksi dan mengirimkan artikel dalam semua bentuk dan media, termasuk cetak ulang, foto, mikrofilm, dan reproduksi serupa lainnya, serta terjemahannya. Reproduksi bagian manapun dari jurnal ini, penyimpanannya dalam database dan pengirimannya oleh segala bentuk atau media, seperti salinan elektronik, elektrostatik dan mekanis, fotokopi, rekaman, media magnetik, dll., Hanya akan diizinkan dengan izin tertulis dari Widya Aksara. Namun, Penulis memiliki hak untuk yang berikut:
1. Duplikat semua atau sebagian dari materi yang diterbitkan untuk digunakan oleh penulis sendiri sebagai instruksi kelas atau materi presentasi verbal di berbagai forum;
2. Menggunakan kembali sebagian atau seluruh bahan sebagai kompilasi bahan untuk pekerjaan penulis;
3. Membuat salinan dari materi yang diterbitkan untuk didistribusikan di dalam institut tempat penulis bekerja.
STHD Klaten dan Widya Aksara melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa tidak ada data, pendapat, atau pernyataan yang salah atau menyesatkan diterbitkan dalam jurnal. Dengan cara apa pun, isi artikel dan iklan yang diterbitkan dalam Widya Aksara adalah tanggung jawab tunggal dan eksklusif masing-masing penulis dan pengiklan.