PRAKTIK MEDITASI YOGA UNTUK MENINGKATKAN PENGENDALIAN DIRI DAN PENGUATAN DAYA INTUISI
Abstract
Manusia adalah mahkluk yang utama, karena hanya menjadi manusialah bisa 
membedakan antara perbuatan baik dan buruk, sehingga dapat menolong kehidupanya dari 
putaran reinkarnasi atau kelahiran berulang. Menolong diri sendiri dilakukan dengan cara 
berperilaku baik dan memberikan kebahagiaan bagi semesta, sehingga harus dapat 
menggunakan waktu dan kemampuan dengan semaksimal mungkin agar tujuan hidup manusia 
kembali menyatu kepada Brahman dapat tercapai. Pengendalian diri sangat dibutuhkan agar 
perilaku manusia tidak membahayakan dan merugikan diri sendiri, orang lain atau bahkan alam 
semesta ini. Karena sangat pentingnya pengendalian diri baik yang berdampak kepada diri 
sendiri maupun lingkungan sosial maka perlu upaya pengendalian diri ini dengan penerapan 
ajaran agama. Tujuan pengendalian diri ialah menahan diri dalam arti yang luas, menahan diri 
dari seluruh belenggu nafsu terutama pada kesenangan duniawi yang berlebihan dan tidak 
terkendali, atau nafsu yang tidak seimbang. Dengan cara Meditasi merupakan suatu usaha 
pengalihan pikiran kepada kesadaran yang lebih tinggi dengan tujuan untuk memperluhur jiwa. 
Meditasi merupakan sebuah perjalanan untuk lebih jauh masuk dalam pikiran dan diri 
(the self) dan mulai meniadakan eksistensi tubuh. Meditasi merupakan pendekatan psikologis 
untuk pengembangan, pelatihan dan pemurnian pikiran. Dalam mempraktekkan meditasi untuk 
pelatihan batin dan pengembangan spiritual. Secara alamiah, batin yang tak terlatih sangat sukar 
untuk dikendalikan, khayalan dan emosi selalu menyesatkan manusia jika batin tidak dilatih 
dengan benar. Seseorang yang tahu bagaimana cara bermeditasi akan dapat mengendalikan 
batinnya. Setiap orang memiliki watak (karakter), tingkat rohani dan bakat yang berbeda. 
Dengan demikian untuk meningkatkan perkembangan rohaninya masing-masing orang dapat 
memilih jalan rohani yang berbeda-beda. Tuhan Yang Maha Esa sebagai penyelamat dan Maha 
Kuasa selalu menuntun umatnya untuk berusaha mewujudkan keinginannya yang terbaik. Atas 
kuasa Tuhan Yang Maha Esa manusia dapat menolong dirinya untuk melepaskan semua 
rintangan yang sedang dan yang mungkin dihadapinya.
References
Paramita Surabaya, 2017.
Agus S. Mantik. 2007. Bhagavad Gītā. Surabaya : Pāramita.
Kajeng, I Nyoman Dkk. 2009. Sarasamuccaya, Surabaya: Pāramita
Ni Made Erlina Sari, I. N. S. (2021). IMPLEMENTASI AJARAN TRI HITA KARANA DI
MASA PANDEMI COVID-19 DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Jawa
Dwipa, 2(2), 97–108. https://doi.org/https://doi.org/10.54714/jd.v2i2.40
Pendit, Nyoman S, 2002, Bhagavadgita, Jakarta, CV Felita Nursatama Lestari
Poedjawitna, 1982. Etika Filsafat Tingkah Laku. Jakarta : PT. Bina Aksara
Pudja, Gde dan Sudharta.Tjok Rai. 2004. Manawa Dharmasastra. Surabaya: Paramita
Sura, I Gede. 1985. Pengendalian Diri dan Ethika; Departemen Agama RI
Sura, I Gede. Sekitar Tata Susila Seri I; Yayasan Guna Werddhi, Denpasar
Shastri, N.D. Pandit, 2003. Intisari Ajaran Hindu. Surabaya : Paramita
Tim Penyusun. 1978. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Tim Penyusun. 2006. Buku Pendidikan Agama Hindu Untuk Pergurua Tinggi. Surabaya :
Paramita
Penulis yang mengirimkan naskah melakukannya dengan pengertian bahwa jika diterima untuk publikasi, hak cipta dari artikel tersebut akan diserahkan ke Widya Aksara sebagai penerbit jurnal.
Hak cipta mencakup hak eksklusif untuk mereproduksi dan mengirimkan artikel dalam semua bentuk dan media, termasuk cetak ulang, foto, mikrofilm, dan reproduksi serupa lainnya, serta terjemahannya. Reproduksi bagian manapun dari jurnal ini, penyimpanannya dalam database dan pengirimannya oleh segala bentuk atau media, seperti salinan elektronik, elektrostatik dan mekanis, fotokopi, rekaman, media magnetik, dll., Hanya akan diizinkan dengan izin tertulis dari Widya Aksara. Namun, Penulis memiliki hak untuk yang berikut:
1. Duplikat semua atau sebagian dari materi yang diterbitkan untuk digunakan oleh penulis sendiri sebagai instruksi kelas atau materi presentasi verbal di berbagai forum;
2. Menggunakan kembali sebagian atau seluruh bahan sebagai kompilasi bahan untuk pekerjaan penulis;
3. Membuat salinan dari materi yang diterbitkan untuk didistribusikan di dalam institut tempat penulis bekerja.
STHD Klaten dan Widya Aksara melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa tidak ada data, pendapat, atau pernyataan yang salah atau menyesatkan diterbitkan dalam jurnal. Dengan cara apa pun, isi artikel dan iklan yang diterbitkan dalam Widya Aksara adalah tanggung jawab tunggal dan eksklusif masing-masing penulis dan pengiklan.

.png)




