NGIRIM LELUHUR: UPAYA MENJAGA KEHARMONISAN DENGAN PITARA

  • Toto Margiyono Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten Jawa Tengah
  • Putu Budiadnya Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten Jawa Tengah
Keywords: Kata Kunci : Ngirim Leluhur, Keharmonisan, Pitara

Abstract

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang Religius. Hal ini ditandai dengan adanya aktifitas
perilaku masyarakat yang mencerminkan nilai-nilai religius. Seperti kita lihat bersama, masih
kita temukan orang melaksanakan puasa,tapa,berpantang melakukan dan makan sesuatu.
Kedekatan masyarakat Jawa terhadap keluarga maupun orang tua terlihat dengan adanya tradisi
Sungkem. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat dengan mengunjungi orang-orang yang
dituakan. Penghormatan kepada mereka tidak hanya ketika masih hidup didunia. Setelah
meninggal dunia penghormatan itu masih dilakukannya.
Bulan Ruwah merupakan bulan dimana masyarakat Jawa melakukan kegiatan-kegiatan
untuk arwah leluhurnya. Pada bulan ini masyarakat melakukan tradisi yang ditujukan untuk
leluhur. Tradisi yang sering dijumpai adalah Sadranan. Diantara tradisi tersebut ada sebuah
tradisi yang masih dilaksanakan oleh masyarakat Desa Karanganyar, Kecamatan Tamansari,
Kabupaten Boyolali. Tradisi itu adalah Ngirim Leluhur.
Tradisi Ngirim Leluhur dilaksanakan setiap bulan Ruwah sebelum diadakan tradisi
Sadranan. Tradisi tersebut untuk mendoakan arwah leluhur yang telah meninggal agar
mendapat ketenangan. Selain itu dalam tradisi ini masyarakat memohon ijin bahwa mereka
akan melakukan Besik atau membersihkan makam leluhur dimanapun mereka disemayamkan.
Tradisi Ngirim Leluhur dilakukan dalam bentuk Kondangan atau Kenduri dengan
menggunakan berbagai macam sesaji. Dengan disaksikan oleh tetangga yang sengaja diundang
tradisi Ngirim Leluhur dilakukan dengan menghadirkan Wasi bagi umat Hindu dan Modin bagi
Agama Islam.

References

Badudu – Zein, ,1994, Kamus Umum Bahasa Indonesia,. Jakarta. Pustaka Harapan Indonesia
Dep Dik Nas, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka
Endraswara, Suwardi. 2003. Metodologi Penelitian Kebudayaan, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
I Nyoman Warta, I Nyoman Suendi, I. N. S. (2019). Nilai Hidup Rukun Pondasi Kebhinekaan
Dalam Mengantasipasi Radikalisme. Widya Aksara, 24(2), 145–156.
https://ejournal.sthd-jateng.ac.id/index.php/WidyaAksara/article/view/60
Pudja. Gede, 2003, Bhagavadgita. Surabaya. Paramitha.
Saifullah, Ali, Drs, H.A. 1981. Pendidikan Pengajaran & Kebudayaan, : Surabaya Usaha
Nasional.
Surayin, Ida Ayu Putu, 2004. Melangkah Ke arah Persiapan Upakara-Upacara Yajna,
Surabaya.Paramitha.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya)
(www.bing.com)
Published
2022-09-26
How to Cite
Toto Margiyono, & Putu Budiadnya. (2022). NGIRIM LELUHUR: UPAYA MENJAGA KEHARMONISAN DENGAN PITARA. Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu, 27(2), 218-227. https://doi.org/10.54714/widyaaksara.v27i2.194
Section
Articles