YADNYA MENYEIMBANGKAN KESEMESTAAN DAN MENGHARMONISKAN KEHIDUPAN

  • I Nyoman Warta Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten Jawa Tengah
Keywords: Kata kunci: Kesemestaan, Mengharmoniskan dan Kehidupan

Abstract

Pustaka suci Atharwa weda.III.I.I  menyatakan dengan tegas dan lugas: Satyam brhd rtam ugram, daksa tapa brahma yajnah prthivim dharyanti, sa no bhutasya bhany asya patnyuramlokam. Artinya : Kebenaran yang agung, hukum-hukum alam yang tidak bisa diubah, pengabdian diri. Tapa atau pengekangan diri, pengetauan dan persembahan Yadnya yang menopang bumi, Bumi senantiasa melindungi kita. Semoga dibumi menyediakan ruangan yang luas untuk semua. Yadnya merupakan persembahan suci  dari ajaran Weda yang secara nyata (sekala) dapat disaksikan oleh mata, merupakan manifestasi dari perbuatan kebajikan (subhakarma). Di Dalam Lontar “ Tutur Tapeni” menyebutkan bahwa, yadnya sesungguhnya merupakan simbol-simbol yang mengandung kekuatan magis dan memiliki bagian-bagian seperti  adanya” Tri Angga Sarira” dan dalam  petikan Lontar disebutkan sebbagai berikut: Iki paribasa widhining yadnya luir ipun, yadnya adruwe prabu, tangan , dada muah suku manut manista, madya motama, daksina pinaka hulunia, jerimpen karopinaka asta karo sehananing banten ring areping Widhine pinaka angga sahananing palelabanan pinaka suku”

  Melihat dari  isi lontar tersebut, maka dapat diambil maknanya bahwa yadnya yang dilaksanakan  sangat-sangat penting, karena sudah memberikan kehidupan sehari-hari manusia, keluarga, masyarakat  dan negara yang berbudaya memberikan  kehidupan harmoni, keseimbangan antara Sang  diri dengan Ida Hyang Widhi Wasa, disamping  sebagai wahana pendidikan dalam hal membangkitkan nilai  bhudi pekereti, etika dan budaya agama untuk mendorong spiritualitas, menyeimbangkan, mengharmoniskan alam beserta isinya, sehingga kesemestaan harmoni dalam peredaran dharmanya.

  Simbul keagamaan yang sarat dengan makna kehidupan, dari jaman kejaman telah  membuktikan eksistensi kebenarannya, serta  selalu  memberikan inspirasi bhatin sebagai  media penghubung pikiran dan hati setiap manusia. Misalnya yang tidak pernah  lepas dalam kehidupan  beragama : Huruf Suci Om Kara, Swastika, Senjata Nawa Sanga, simbul-simbul ritual keagamaan menggambarkan ke-Tuhan-an, sastra-sastra agama, budaya agama dan sebagainya. Semua ini merupakan  realisasi dari  ajaran agama dalam rangka menghubungkan diri dengan Sang Pencipta. Karena terbatasnya  pikiran manusia, serta tidak  bisa  menjangkau yang  maha gaib dan tidak terbatasnya Kemaha Kuasaan Tuhan.

 

 

References

Cudamani.1992. Pengantar Agama Hindu, Hanoman Sakti Jakarta

Pudja, Gede.2005. Bhagawad Gita (Pancama Veda. Paramita Surabaya

Sudarsana, Ida Bagus Putu.2010. Himpunan Tetandingan Ritual Yadnya, Dharma Acarya Bali.
Santiawan, I. N. (2019). Persembahyangan Purnama Dan Tilem Sebagai Moment Strategis Untuk Peningkatan Sraddha Bhakti Serta Pembinaan Umat Yogyakarta. Widya Aksara, 23(2), 1–30. https://ejournal.sthd-jateng.ac.id/index.php/WidyaAksara/article/view/36
Santiawan, I. N. (2021). Implementasi Catur Asrama dalam Mencapai Tujuan Hidup (Catur Purusa Artha). Jurnal Widya Aksara, Vol. 26(2), 294–302. https://doi.org/https://doi.org/10.54714/widyaaksara.v26i2

Ngurah, I Gusti Made.1998. Buku Pendidikan Agama Hindu untuk perguruan Tinggi, Paramita Surabaya.

Donor I Ketut.2017.Unsur-Unsur Sains Dan Teknologi Dalam Ritual Hindu:Analisis Kritis terhadap Beberapa Sarana dan Pelaksanaan Ritual Hindu Pendekatan Interdisiplinner,Paramita Surabaya.

Kajeng dkk, Sarasamuscaya

Bhagawadgita

Lontar Tutur Tarpini
Published
2023-03-06
How to Cite
I Nyoman Warta. (2023). YADNYA MENYEIMBANGKAN KESEMESTAAN DAN MENGHARMONISKAN KEHIDUPAN. Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu, 28(1), 41-52. https://doi.org/10.54714/widyaaksara.v28i1.209
Section
Articles