KAJIAN ONTOLOGI, EPISTIMOLOGI DAN AKSIOLOGI CANANG SARI
Abstract
Canang Sari merupakan bagian dari upakara/sesaji yang digunakan sebagai bentuk persembahan oleh umat Hindu dalam ritual agama Hindu. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui aspek ontologi, epistimologi dan aksiologi dengan kajian filsafat. Penelitian ini menggunakan metode literatur review agar mendapatkan data-data yang sahih kemudian dikomparasikan dengan kajian filsafat. Hasil penelitian dari artikel ini bahwa canang sari dari aspek ontologi Canang adalah sirih itu sendiri, betapapun indahnya canang jika tidak dilengkapi dengan porosan yang bahan dasarnya sirih, berulah canang namanya. Kemudian aspek epistimologi canang terdiri dari unsur ceper/canang, porosan, plawa, bunga dan urassari. Proses pembuatan canang sari memperhatikan etika dengan menggunakan busana, alas dan kelengkapan yang digunakan. Aspek Aksiologi dari canang sari adalah Canang sari mengandung arti dan makna perjuangan hidup manusia yang selalu memohon bantuan dan perlindungan Tuhan yang Maha Esa, Perjuangan hidup untuk selalu melalui suatu usaha untuk menumbuhkan pikiran yang jernih dan suci dan didasarkan atas ketulusikhlasan, beryajña, berbhakti dan mengabdi kepada Tuhan yang Maha Esa, Usaha-usaha manusia untuk menciptakan, memelihara, dan meniadakan sesuatu yang petut diciptakan, dipelihara dan ditiadakan, melalui penumbuhan pikiran yang jernih, hening, dan suci berdasarkan hati yang tulus ikhlas dengan ketetapan hati yang langgeng, dunia ini dibangun menjadi seimbang, selaras, dan serasi untuk mencapai kehidupan yang sejahtera dan bahagia.
References
Dibia, I. Wayan. 2003. “Nilai-Nilai Estetika Dalam Kesenian Bali.” In Estetika Hindu Dan Pembangunan Bali, Edited By I. B. G. Y. Triguna. Denpasar: Widya Dharma.
Djelantik, A. A. M. 2008. Estetika Sebuah Pengantar. Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia
Donder, I. Ketut. 2006. Brahmavidyā Teologi Kasih Semesta. Surabaya:Pāramita.
Gie, The Liang. 1996. Filsafat Keindahan. Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu Berguna.
Keriana, I. Ketut. 2007. Prosesi Upakara & Yadnya. Denpasar: Rikha Dewata.
Nardayana, I. Wayan. 2009. Kosmologi Hindu Dalam Kayonan Pada Pertunjukan Wayang Kulit Bali. Denpasar: Sari Kahyangan
Pudja, G. 2013. Bhagavadgītā (Pañcama Veda). Surabaya: Pāramita.
Puspa, Ida Ayu Tary; Dewi, Ni Putu Sinta; Saitya, Ida Bagus Subrahmaniam. 2019. “Komunikasi Simbolik Dalam Penggunaan Upakara Yajña Pada Ritual Hindu.” Widya Duta 14(1):20–28.
Puspa, Ida Ayu Tary. 2019. “Peranan Seni Sastra Dalam Pengembangan Karakter: Kajian Cerita Ni Diah Tantri.” Pp. 170–75 In Konferensi Nasional Sastra, Bahasa, Dan Budaya.
Putra, Ny. I. G. A. G. Mas. 1995. Upacara Dan Upakara Dewa Yadnya.
Saitya, Ida Bagus Subrahmaniam. 2018. “Estetika Hindu Dalam Cerita Sunda Dan Upasunda Pada Teks Ādiparwa.” Sanjiwani 9(2):71–77.
Santiawan, I. N. (2019). Persembahyangan Purnama Dan Tilem Sebagai Moment Strategis Untuk Peningkatan Sraddha Bhakti Serta Pembinaan Umat Yogyakarta. Widya Aksara, 23(2),1–30.Https://Ejournal.Sthd-Jateng.Ac.Id/Index.Php/Widyaaksara/Article/View/36
Santiawan, I. N. (2021). Implementasi Catur Asrama Dalam Mencapai Tujuan Hidup (Catur Purusa Artha). Jurnal Widya Aksara, Vol. 26(2), 294–302. Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.54714/Widyaaksara.V26i2
Suastika, I. Ketut Pasek. 2008. Arti Dan Makna Puja Tri Sandhya-Panca Sembah Bunga-Api-Air-Kwangencanang-Sari. Denpasar: CV. Kayumas Agung
Suastika, I. Ketut Pasek. 2010. Penutuk Yajña Dan Rerahinan Hindu. Denpasar: CV. Kayumas Agung.
Sudarsana, Ida Bagus Putu. 2010. Himpunan Tetandingan Upakara Yajña. Denpasar: Yayasan Dharma Acarya.
Wijaya, I. Gede. 1981. Pengantar Singkat Pelajaran Upacara Yadnya Agama Hindu. Denpasar: Setia Kawan

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang mengirimkan naskah melakukannya dengan pengertian bahwa jika diterima untuk publikasi, hak cipta dari artikel tersebut akan diserahkan ke Widya Aksara sebagai penerbit jurnal.
Hak cipta mencakup hak eksklusif untuk mereproduksi dan mengirimkan artikel dalam semua bentuk dan media, termasuk cetak ulang, foto, mikrofilm, dan reproduksi serupa lainnya, serta terjemahannya. Reproduksi bagian manapun dari jurnal ini, penyimpanannya dalam database dan pengirimannya oleh segala bentuk atau media, seperti salinan elektronik, elektrostatik dan mekanis, fotokopi, rekaman, media magnetik, dll., Hanya akan diizinkan dengan izin tertulis dari Widya Aksara. Namun, Penulis memiliki hak untuk yang berikut:
1. Duplikat semua atau sebagian dari materi yang diterbitkan untuk digunakan oleh penulis sendiri sebagai instruksi kelas atau materi presentasi verbal di berbagai forum;
2. Menggunakan kembali sebagian atau seluruh bahan sebagai kompilasi bahan untuk pekerjaan penulis;
3. Membuat salinan dari materi yang diterbitkan untuk didistribusikan di dalam institut tempat penulis bekerja.
STHD Klaten dan Widya Aksara melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa tidak ada data, pendapat, atau pernyataan yang salah atau menyesatkan diterbitkan dalam jurnal. Dengan cara apa pun, isi artikel dan iklan yang diterbitkan dalam Widya Aksara adalah tanggung jawab tunggal dan eksklusif masing-masing penulis dan pengiklan.