Implementasi Tri Hita Karana Dalam Upacara Merti Bumi Nyadran Surocolo Di Seloharjo Bantul Yogyakarta

  • Ni Luh Putu Wiardani Astuti Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten Jawa Tengah
Keywords: Kata Kunci : Tri Hita Karana, Nyadran Surocolo, Implementasi

Abstract

Nyadran Surocolo merupakan serangkaian upacara adat yang dilakukan oleh
masyarakat Kampung Surocolo sebagai ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha
Esa. Hal itu dikarenakan adanya sumber mata air di tuk Surocolo, dimana itu digunakan untuk
memenuhi kebutuhan air sehari-hari dan untuk bercocok tanam, karena masyarakat kami
kebanyakan bercocok tanam. Di Surocolo ada sendang sumber air yang bisa digunakan untuk
pertanian, bisa untuk kebutuhan kehidupan sehari-hari. Sebagai salah satu ungkapan rasa
syukur tersebut salah satunya dengan nyadran yaitu memohon pada Tuhan Yang Maha Esa
agar sendang atau sumber air tidak berhenti untuk tetap mengalir. Upacara adat nyadranan di
tempat lain dilakukan di bulan ruwah menjelang bulan puasa tetapi upacara nyadranan di
Surocolo dilakukan di mangsa kapapat/puncak kemarau menjelang musim hujan antara bulan
September atau Oktober atau November. Tri Hita Karana. Tri Hita Karana berasal dari kata
“Tri” yang berarti tiga, “Hita” yang berarti kebahagiaan dan “Karana” berarti penyebab. Tri
Hita Karana menurut pandangan Agama Hindu adalah tiga penyebab terciptanya kebahagiaan.
Adapun bagian-bagiannya ajaran Tri Hita Karana yaitu a. Parhyangan Hubungan Manusia
dengan Tuhan, b. Pawongan Hubungan Manusia dangan Manusia, c. Palemahan Hubungan
Manusia dengan Alam Semesta. Terciptanya rangkaian Upacara Adat Nyadran Surocolo
mengimplementasikan dari Tri Hita Karana sendiri untuk adanya keseimbangan.

References

Alexander, Jannes. 2016. Filsafat Kebudayaan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Darisma, Nuryani Siti. 2018. Aktualisasi Nilai-nilai Tradisi Nyadran sebagai Kearifan Lokal
Dalam Membangun Budaya Damai di Giyati, Wonosobo. Jurnal Prodi Damai dan
Resolusi Konflik. Volume 4 Nomor 1.
Kastolani. 2016. Relasi Islam dan Budaya Lokal : Studi Tentang Tradisi Nyadran di Desa
Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Jurnal Kontemplasi, Volume.4
Nomor. 1.
Kattsoff, O. Louis. 1984. Pengantar Filsafat. Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya.
Raharja, Destha T. 2019. Pemberdayaan Masyarakat di Kawasan Cagar Budaya. Jurnal Tata
Kelola Seni-Vol. 5 No. 1.
Rahim, Zaiton Abdul. 2015. The Influence of Culture and Religion on Visual Privacy. Journal
Procedia - Social and Behavioral Sciences. Volume 170. (537-544).
Sidi Ghazalba, 1986. Pengantar Kebudayaan Sebagai Ilmu. Jakarta: Pustaka Antara.
Sri Windati Ni Made.2017. Implementasi Ajaran Tri Hita Karana Pada Sekaa Taruna Pagar
Wahana Di Desa Adat Pelaga Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Jurnal : IHDN
Denpasar.
Sutrisno. 2018. Perintisan Desa Wisata Berbasis Alam dan Budaya di Seloharjo, Pundong,
Bantul Yogyakarta. Jurnal Berdikari Vol.6 No.1.
Ulber, Silalahi. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT. Refika Aditama
Wiana, I Ketut. 2007. Tri Hita Karana Menurut Konsep Hindu. Surabaya: Paramita.
https://seloharjo.bantulkab.go.id/first/artikel/702-MERTI-BUMI-NYADRAN-SUROCOLO
Published
2024-03-05
How to Cite
Ni Luh Putu Wiardani Astuti. (2024). Implementasi Tri Hita Karana Dalam Upacara Merti Bumi Nyadran Surocolo Di Seloharjo Bantul Yogyakarta . Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu, 29(1), 91-104. https://doi.org/10.54714/widyaaksara.v29i1.262
Section
Articles