Strategi Orang Tua Dalam Mendidik Agama Hindu Pada Anak Pada Keluarga Pasca Sudhiwadani
Abstract
Setiap orang tua dalam keluarga Hindu berkewajiban memberikan pendidikan agama
Hindu pada anak di keluarga. Setiap orang tua memiliki kedalaman pengetahuan agama
Hindu yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut disebabkan beberapa factor antara lain latar
belakang pendidikan agama orang tua, pekerjaan, budaya, lingkungan dan sudhiwadani.
Sudhiwadani adalah upacara Hindu sebagai azas legalitas formal menjadi penganut agama
Hindu. Parisada Hindu Kota Semarang pernah melakukan Sudhiwadani kepada sesorang yang
berstatus bujangan, sudhiwadani kepada salah satu calon pasangan penganten dan
sudhiwadani kepada satu keluarga (ayah, ibu dan anak). Pelaksanaan sudhiwani yang terkahir
sangat unik dan akan berdampak kepada proses pendidikan agama Hindu. Permasalahan yang
dihadapi oleh keluarga yang baru melaksanakan sudhiwani adalah permasalahan pengetahuan
agama Hindu untuk dirinya sendiri dan permasalahan pengetahuan agama Hindu terhadap
anak-anaknya. Untuk menanggulangi permasalahan pendidikan agama Hindu kepada anakanaknya, orang tua memiliki strategi yang dilakukan agar anak-anaknya yang baru memeluk
agama Hindu menjadi lebih yakin dan mantap. Dalam artikel ini akan dibahas Bagaimana
Strategi Orang Tua Dalam Mendidik Agama Hindu Pada Anak pada Keluarga Pasca
Sudhiwadani. Dari hasil data dan analisa yang ditemukan bahwa strategi yang dilakukan
orang tua yang melakukan sudhiwani adalah pertama Strategi Keteladanan, strategi ini
dilakukan dengan sengaja dan tidak dalam bentuk perbuatan, dan perkatan yang dilakukan di
dalam rumah tangga, di lingkungan tempat tinggal, tempat kerja, komunitas Hindu dan di
pura. Keteladanan orang tua wujudkan dengan cara perpakaian sembahyang, punia,
pengucapan panganjali, melakukan ritual agama. Kedua Strategi Bercengkrama, strategi ini
dilakukan orang tua dengan media obrolan/percakapan menyenangkan, bersenda-gurau antara
anak dengan orang tua yang dilakukan di dalam rumah maupun di luar rumah dan diselingi
memasukan nasehat nilai agama secara tak terstrukur. Ketiga Strategi Mendorong dalam
Kegiatan Keagamaan, strategi ini dilakukan dalam bentuk emansipasi orang tua dalam segala
kegiatan keagamaan di pura. Keempat Strategi Pemberian Reeward, strategi ini dilakukan
orang tua dalam bentuk respon berupa barang atau bentuk lain sebagai imbalan karena telah
mampu menghafal doa-doa, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, mau bersosialissai
bersama teman-teman sebaya di pura.
References
Nurani Soyomukti.2010.Teori-teori Pendidikan; Tradisional, Leberal (Neo), Marxis-Sosialis,
Post Modern. Ar ruzz Media.
Prof,Dr. H.A.R. Tilaar,M.Sc.Ed. dkk. Pedagogik Kritis, Perkembangan, Subtansi dan
Perkembangannya di Indonesia.Rineka Cipta Jakarta.
Wowo Sunaryo Kusuman.2013 Taksonomi Berpikir. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Asti Inawati. : Strategi Pengembangan Moral dan Nilai Agama Untuk Anak Usia Dini.
Ejurnal.UIN Suka.Vol.3 (1) Tahun 2017
https://kbbi.lektur.id/strategi.
https://www.kajianpustaka.com/2020/04/reward-atau-penghargaan-pengertian-tujuan-dansyarat.html
Penulis yang mengirimkan naskah melakukannya dengan pengertian bahwa jika diterima untuk publikasi, hak cipta dari artikel tersebut akan diserahkan ke Widya Aksara sebagai penerbit jurnal.
Hak cipta mencakup hak eksklusif untuk mereproduksi dan mengirimkan artikel dalam semua bentuk dan media, termasuk cetak ulang, foto, mikrofilm, dan reproduksi serupa lainnya, serta terjemahannya. Reproduksi bagian manapun dari jurnal ini, penyimpanannya dalam database dan pengirimannya oleh segala bentuk atau media, seperti salinan elektronik, elektrostatik dan mekanis, fotokopi, rekaman, media magnetik, dll., Hanya akan diizinkan dengan izin tertulis dari Widya Aksara. Namun, Penulis memiliki hak untuk yang berikut:
1. Duplikat semua atau sebagian dari materi yang diterbitkan untuk digunakan oleh penulis sendiri sebagai instruksi kelas atau materi presentasi verbal di berbagai forum;
2. Menggunakan kembali sebagian atau seluruh bahan sebagai kompilasi bahan untuk pekerjaan penulis;
3. Membuat salinan dari materi yang diterbitkan untuk didistribusikan di dalam institut tempat penulis bekerja.
STHD Klaten dan Widya Aksara melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa tidak ada data, pendapat, atau pernyataan yang salah atau menyesatkan diterbitkan dalam jurnal. Dengan cara apa pun, isi artikel dan iklan yang diterbitkan dalam Widya Aksara adalah tanggung jawab tunggal dan eksklusif masing-masing penulis dan pengiklan.