PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU BERBASIS LOCAL GENIUS HINDU KAHARINGAN
Abstract
Salah satu kendala yang ditemui oleh para guru pendidikan Agama Hindu adalah sulitnya menyelenggarakan pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan efektif. Guru pendidikan Agama Hindu hendaknya dapat menerapkan model pembelajaran konstektual supaya materi pendidikan Agama Hindu yang bersifat abstrak dapat diubah menjadi real melalui contoh-contoh peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Maksud dari pembelajaran kontekstual dalam artikel ini adalah pembelajaran pendidikan Agama Hindu yang berbasis local genius Hindu Kaharingan Kalimantan Tengah. Pembelajaran local genius dapat diterapkan dalam standar kompetensi panca yajña dengan kompetensi dasar contoh-contoh pelaksanaan yajňa dalam masyarakat sebab masyarakat Hindu Kaharingan juga melaksanakan ajaran yajña sesuai dengan kaidah-kaidah yang dimuat dalam susastra suci Hindu walaupun berbeda dalam hal penyebutannya. Dalam Standar Kompetensi asta aiswarya, Kompetensi Dasar yang relevan untuk dilakukan pembelajaran berbasis local genius adalah menemukan sloka dan mantram terkait asta aiswarya, sebab dalam Panaturan juga memuat tentang sifat-sifat kemahakuasaan Ranying Hatalla. Dengan mengakomodasi materi yang bersifat kearifan lokal, siswa cenderung lebih mudah dalam hal pemahaman konsep. Sebab materi pembelajaran dikaitkan dengan fenomena yang tidak asing baginya karena siswa sering bersinggungan langsung dalam kehidupan sehari-hari.
References
Darna I. W. (2018). Niti Sastra. Jayapangus Press. http://book.penerbit.org/index.php/JPB/article/view/135/132
Dharmawan, I. G. A., & Derson. (2022). Implementasi Tradisi Baadat Pada Ritual Kematian Masyarakat Hindu Kaharingan Di Kabupaten Lamandau. Widya Sandhi, 13(2), 147–156. http://e-journal.iahn-gdepudja.ac.id/index.php/WS/article/view/795
Eka, N., Setiyawan, M., & Suarta, K. (2019). Upacara Ngelangkang Pengaus Sebagai Wujud Yajna Umat Hindu Kaharingan Suku Dayak Lawangan. Satya Widya: Jurnal Studi Agama, 2(1), 48–66. https://doi.org/10.33363/swjsa.v2i1.58
G.A. Kristha Adelia Indraningsih. (2020). Mesaiban: Tinjauan Konsep Pendidikan Dalam Sebuah Tradisi. Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama Dan Budaya Hindu, 11(1), 18–38. https://doi.org/10.33363/ba.v11i1.458
Lazwardi, D. (2017). Manajemen Kurikulum Sebagai Pengembangan Tujuan Pendidikan. AL-IDARAH Jurnal Kependidikan Islam, 7(1), 99–112. https://doi.org/10.24042/alidarah.v7i1.1112
MBAHK. (2009). Panaturan. Widya Dharma.
Mertayasa, I. K. (2019). Yadnya Sebagai Penguatan Nilai Pendidikan Karakter. Tampung Penyang, 17(01), 31–49. https://doi.org/10.33363/tampung-penyang.v17i01.431
Nala, l N. (2008). Basir dan Pisor Rohaniawan Hindu Kaharingan. PHDI Pusat. https://phdi.or.id/artikel.php?id=basir-dan-pisor-rohaniawan-hindu-kaharingan
Norhalisa, Lion, E., & Dotrimensi. (2020). Makna Sepundu Bagi Masyarakat Agama Hindu Kaharingan. Jurnal Paris Langkis, 1(1), 15–20. https://e-journal.upr.ac.id/index.php/parislangkis/article/view/1666
Norhasanah. (2022). Masyarakat Dayak Ruku Mapam Gelar Ritual Adat Sensarih Banua. BorneoNews.Co.Id. https://www.borneonews.co.id/berita/277835-masyarakat-dayak-ruku-mapam-gelar-ritual-adat-sensarih-banua
Pranata, & Sulandra. (2021). Kearifan Lokal Hindu Kaharingan (Pandangan Ketuhanan, Ritual, dan Etika). Dharma Duta: Jurnal Penerangan Agama Hindu, 19(1), 31–49. https://www.ejournal.iahntp.ac.id/index.php/Dharma-duta/article/view/710%0Ahttps://www.ejournal.iahntp.ac.id/index.php/Dharma-duta/article/download/710/441
Raghuram, & Manasa. (2021). Upacara Pemberian Nama Anak Namakarana Samskara. EasyAyurveda.Com. https://www.easyayurveda.com/2021/08/05/naming-ceremony-namakarana-samskara/
Sudarsana, I. K. (2018). Pengantar Pendidikan Agama Hindu. https://www.academia.edu/download/55440558/Pengantar_Pendidikan_Agama_Hindu.pdf
Sukiada, K. (2019). Panca Yadnya dalam Ritual Keagamaan Hindu Kaharingan di Kalimantan Tengah. Satya Sastraharing, 03(02), 54–92. https://mail.ejournal.iahntp.ac.id/index.php/Satya-Sastraharing/article/view/418
Suryawan, I. A. J. (2021). Peran Pendidikan Agama Hindu Dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas. Purwadita: Jurnal Agama Dan Budaya, 5(1), 15–24. https://doi.org/10.55115/purwadita.v5i1.1424
Vedanti, K. V. (2020). Relevansi Nilai Ritual Tolak Bala Lanting Bamban pada Pencegahan Dampak Pandemi COVID-19. Satya Widya: Jurnal Studi Agama, 3(1), 86–97. https://doi.org/10.33363/swjsa.v3i1.463
Wentas, R. (2019). Pendidikan Agama Hindu Berbasis Budaya Dalam Membentuk Karakter Peserta Didik. Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama Dan Budaya Hindu, 10(1), 66–82. https://doi.org/10.33363/ba.v10i1.168
Copyright (c) 2024 Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang mengirimkan naskah melakukannya dengan pengertian bahwa jika diterima untuk publikasi, hak cipta dari artikel tersebut akan diserahkan ke Widya Aksara sebagai penerbit jurnal.
Hak cipta mencakup hak eksklusif untuk mereproduksi dan mengirimkan artikel dalam semua bentuk dan media, termasuk cetak ulang, foto, mikrofilm, dan reproduksi serupa lainnya, serta terjemahannya. Reproduksi bagian manapun dari jurnal ini, penyimpanannya dalam database dan pengirimannya oleh segala bentuk atau media, seperti salinan elektronik, elektrostatik dan mekanis, fotokopi, rekaman, media magnetik, dll., Hanya akan diizinkan dengan izin tertulis dari Widya Aksara. Namun, Penulis memiliki hak untuk yang berikut:
1. Duplikat semua atau sebagian dari materi yang diterbitkan untuk digunakan oleh penulis sendiri sebagai instruksi kelas atau materi presentasi verbal di berbagai forum;
2. Menggunakan kembali sebagian atau seluruh bahan sebagai kompilasi bahan untuk pekerjaan penulis;
3. Membuat salinan dari materi yang diterbitkan untuk didistribusikan di dalam institut tempat penulis bekerja.
STHD Klaten dan Widya Aksara melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa tidak ada data, pendapat, atau pernyataan yang salah atau menyesatkan diterbitkan dalam jurnal. Dengan cara apa pun, isi artikel dan iklan yang diterbitkan dalam Widya Aksara adalah tanggung jawab tunggal dan eksklusif masing-masing penulis dan pengiklan.