Nilai – Nilai Pendidikan Agama Hindu Yang Terkandung Pada Bangunan Karaton Surakarta ( Kajian Bentuk, Fungsi, dan Makna )
Abstract
Karaton Surakarta sebagai sumber kebudayaan Jawa yang layak untuk dilestarikan. Kraton/karaton (ke-ra-tu-an) menunjukan tempat kediaman ratu (=raja) atau biasa juga disebut kedaton (ke-datu-an) berarti istana/kerajaan. Karaton biasanya merupakan bangunan yang unik dan struktur bangunanya cenderung khusus. Fungsi pokoknya adalah tempat kediaman raja. Karena Raja sebagai (central figure) pemerintahan, maka akhirnya karaton pun menjadi pusat budaya, acuan nilai, adat/aturan, dan sumber ilmu bagi masyarakatnya dan lingkungannya baik secara fisik dan non fisik. Seperti halnya dalam ajaran agama Hindu diajarkan tiga bentuk hubungan yang baik untuk mencapai keharmonisan dalam hidup, yakni yang disebut dengan Trihita Karana, hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam. Tiga hubungan tersebut dapat kita temui didalam Bangunan – bangunan Karaton Surakarta. Dalam Bangunan – bangunan Karaton Surakarta juga mengandung unsur- unsur pendidikan, terutama pendidikan tentang ke-Tuhanan. Tingkah laku yang serba susila, teratur, sopan, berbudi luhur, halus, pada hakikatnya merupakan usaha untuk mengendalikan hawa nafsu. Perilaku tersebut tidak hanya tercermin dari kehidupan sehari- hari, melainkan bisa tercermin dari bentuk Bangunan – bangunan dan juga simbol simbol , baik dari segi konsep ataupun dari wujudnya
References
Herusatoto, Budiono.1987. Simbolisme dalam budaya Jawa. Yogyakarta : PT.Hanindita.
Koentjaraningrat,dkk. 1997. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.
Koentjaraningrat. 1994. Kebudayaan Jawa . Jakarta: Balai Pustaka.
Nitinagoro, K.R.A. Hamaminata. 2013.” Sejarah Karaton Mataram”. Semarang : Grafika Citra Mahkota.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metadologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Prdjapangrawit, R.Ng. 1990. Wedhapradangga. Surakarta: kerjasama STSI Surakarta dengan The Word Foundation
Parisadha Hindu Dharma Pusat. 2002. Upadeca tentang Ajaran-Ajaran Agama Hindu . Jakarta : Felita Nursatama Lestari.
Purwadi, Djoko Dwiyanto. 2008. Kraton Surakarta. Cetakan 1.Yogyakarta: Panji Pustaka.
Setiadi, dkk. 2010. Ilmu social dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana
Sudarminta. J. 2002. Epistemologi Dasar : Pengantar Filsafat Pengetahuan. Yogyakarta: Kanisius.
Titib, I Made.2001. Teologi & Simbol-Simbol Praktis Kehidupan. Surabaya : Paramita.
Yosodipuro, K.R.M.H. 1994. “Karaton Surakarta Hadiningrat”Surakarta : Sasono Pustoko Karaton Surakarta.
Penulis yang mengirimkan naskah melakukannya dengan pengertian bahwa jika diterima untuk publikasi, hak cipta dari artikel tersebut akan diserahkan ke Widya Aksara sebagai penerbit jurnal.
Hak cipta mencakup hak eksklusif untuk mereproduksi dan mengirimkan artikel dalam semua bentuk dan media, termasuk cetak ulang, foto, mikrofilm, dan reproduksi serupa lainnya, serta terjemahannya. Reproduksi bagian manapun dari jurnal ini, penyimpanannya dalam database dan pengirimannya oleh segala bentuk atau media, seperti salinan elektronik, elektrostatik dan mekanis, fotokopi, rekaman, media magnetik, dll., Hanya akan diizinkan dengan izin tertulis dari Widya Aksara. Namun, Penulis memiliki hak untuk yang berikut:
1. Duplikat semua atau sebagian dari materi yang diterbitkan untuk digunakan oleh penulis sendiri sebagai instruksi kelas atau materi presentasi verbal di berbagai forum;
2. Menggunakan kembali sebagian atau seluruh bahan sebagai kompilasi bahan untuk pekerjaan penulis;
3. Membuat salinan dari materi yang diterbitkan untuk didistribusikan di dalam institut tempat penulis bekerja.
STHD Klaten dan Widya Aksara melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa tidak ada data, pendapat, atau pernyataan yang salah atau menyesatkan diterbitkan dalam jurnal. Dengan cara apa pun, isi artikel dan iklan yang diterbitkan dalam Widya Aksara adalah tanggung jawab tunggal dan eksklusif masing-masing penulis dan pengiklan.