Implementasi Ajaran Catur Warna Dalam Merajut Kebersamaan Guna Mencapai Tujuan Pembangunan Nasional
Abstract
In life in the community often appear differences in social status which is often a conflict between the rich, the poor, becoming employees, becoming workers and so on. In the national development arena in Indonesia, every community / citizen has a role to play a role in the implementation of National Development in accordance with their respective competencies, abilities. In the teachings of Catur Warna in the life of the people have blended so that it does not look conspicuous because each color of each has involved each of them, fostering the unity and unity of our country together helping each other, helping each other, supporting each other in the national development is Realizing a prosperous, peaceful, peaceful society based on Pancasila and the 1945 Constitution Catur Warna Conditions in National Development is very strategic regarding the duties and functions of each of us can each of us each. Brahmin has the duty of Mehayu-hayu for peace, interconnected peace, respect for those who love each other, peace-struck people. A Warna Kesatriya has the duty to guarantee the preservation of the nation and the State to improve an honest and clean authoritative Government System for the realization of the goals of National Development. Warna Waisya has a role, regulates and improves the economy in order to lift it, the people and the country. While Warna Sudra has a role and role in national development in order to create a harmonious relationship between helping and completing the work of the Brahmin Color, the Kesatriya leaves of Warna Sudra, so that each other is involved, and in National Development can show Synergy, togetherness about mutual cooperation, a sense of unity and bonding are maintained in harmony with the physical and mental.
References
Parisada Hindu Dharma Pusat , Upadesa, 1967
Mantra, I B Prof.Dr. 1993, Tata Susila Hindu Dharma , Jakarta ; Hanuman Sakti
_________ 1994. Bhagawadgita, Jakarta Hanuman Sakti
Sudharta, Tjok, MA, 1976/1977, Manawa Dharmasastra
Gorda, I Gusti Ngurah, 2004. Membudayakan Kerja Berdasarkan Dharma : Pusat Kajian Hindu Budaya dan Perilaku Organisasi STIESD
Depdiknas, Pancasila dan UUD1945
Heaty Toeti, 1984 aku Dakam budaya Pustaka Jawa
Dewan Pimpinan Nasional Lembaga Pemantau Penyelenggara Negara RI, Transparansi Penyelenggara Negara, 2010
I Ketut Lancar dkk, 2009 Nitisastra, Direktorat jenderal Bimas Hindu Departemen Agama RI
Penulis yang mengirimkan naskah melakukannya dengan pengertian bahwa jika diterima untuk publikasi, hak cipta dari artikel tersebut akan diserahkan ke Widya Aksara sebagai penerbit jurnal.
Hak cipta mencakup hak eksklusif untuk mereproduksi dan mengirimkan artikel dalam semua bentuk dan media, termasuk cetak ulang, foto, mikrofilm, dan reproduksi serupa lainnya, serta terjemahannya. Reproduksi bagian manapun dari jurnal ini, penyimpanannya dalam database dan pengirimannya oleh segala bentuk atau media, seperti salinan elektronik, elektrostatik dan mekanis, fotokopi, rekaman, media magnetik, dll., Hanya akan diizinkan dengan izin tertulis dari Widya Aksara. Namun, Penulis memiliki hak untuk yang berikut:
1. Duplikat semua atau sebagian dari materi yang diterbitkan untuk digunakan oleh penulis sendiri sebagai instruksi kelas atau materi presentasi verbal di berbagai forum;
2. Menggunakan kembali sebagian atau seluruh bahan sebagai kompilasi bahan untuk pekerjaan penulis;
3. Membuat salinan dari materi yang diterbitkan untuk didistribusikan di dalam institut tempat penulis bekerja.
STHD Klaten dan Widya Aksara melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa tidak ada data, pendapat, atau pernyataan yang salah atau menyesatkan diterbitkan dalam jurnal. Dengan cara apa pun, isi artikel dan iklan yang diterbitkan dalam Widya Aksara adalah tanggung jawab tunggal dan eksklusif masing-masing penulis dan pengiklan.