Nilai Edukasi Kegiatan Ritual Pura Agung Girinata Kota Semarang
Abstract
Pura Agung Girinatha tidak sekedar sebagai tempat yang suci dan sacral bagi umat Hindu kota Semarang, tetapi juga sebagai symbol dan identitas. Umat Hindu kota Semarang tediri dari berbagai suku dan asal daerah. Umat Hindu Semarang ada yang berasal dari India, Bali, Jawa dengan kondisi social yang berbeda-beda. Umat Hindu kota Semarang menempatkan Pura Agung Girinatha bukan saja sebagai sempat yag suci dan sacral untuk tempat upacara agama, tetapi juga sebagai tempat social keagamaan. Pura sebagai tempat social keagamaan, dipergunakan sebagai pengembangan budaya, pendidikan, sebagai tempat musyawarah warga tempek, tempat wisata religi. Mutli fungsi pura Agung Girinatha merupakan bentuk tranformasi nilai kesadaran dalam memahami, manghayati dan merefleksikan sikap keberagamaannya. Umat Hindu kota Semarang mengekspresikan emosi keagamaan mereka melalui upacara ritual keagamaan dengan menghaturkan sesaji kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa. Nilai edukasi dalam upacara di pura Agung Girinata terkait dengan seluruh aspek Tri Hita Karana yang di implementasikan dalam hubungan sesame komunitas Hindu Semarang, dengan masyarakat sekitar serta baktinya dengan Tuhan. Masyarakat Hindu di Kota Semarang dalam mengejawantahkan emosi keagamaannya dengan konsep “desa mawacara” atau “desa kalapatra”. Adaptasi dengan situasi ruang-waktu umat Hindu kota Semarang secara konsisten menunjukkan dasar keyakinan tatacara beragama mereka melalui jalan ritual.
References
Audifax. 2007 Semiotika Tuhan: Tafsir atas Pembacaan Manusia terhadap Tuhan. Yogyakarta: Penerbit Pinus.
Bagus, 2003. Agama Hindu Dalam Perspektif Perubahan Masyarakat. Makalah Matrikulasi Program Pascasarjana STAH Negeri Denpasar.
Fashri, Fausi. 2007. Penyingkapan Kuasa Simbol. Yogyakarta: Juxtapose.
Geertz, H, 1967. “Indonesian Culture and Communities” dalam Ruth T. Mc. Vey (Ed) Indonesian, Souheast Asia Studies, Yale University Press.
Hadi, Y. Sumandiyo. 2006. Seni dalam Ritual Agama. Yogyakarta: Pustaka.
Nasution, Harun. 1973. Filsafat Agama. Jakarta: Bulanbintang.
Piliang, Yasraf Amir. 2003. Hpersemiotika: Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna. Yogyakarta: Jalasutra.
Poloma, Margaret M. 2003. Sosiologi Kontemporer. Penerjemah: Tim Yasogama. Yogyakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Pudja, I Gde. 1976. Pengantar Agama Hindu II. Sradda (pokok-pokok keimanan Agama Hindu.) Jakarta: Mayasari.
---------------- 1999. Theologi Hindu (BrahmaWidya). Surabaya: Paramita.
Radha Krishnan, R. 2000. Pencarian Kebenaran. Penterjemah: Trimbudi Satrio. Yogyakarta: Forum Penyadaran Dharma dan Duta Wacana University Press.
Repet, I Ketut. 1972. Tatwa Agama Hindu. Tabanan: Dinas Agama Hindu dan Budha.
Rumadi, 2002. Masyarakat Post-teologi: Wajah Baru Agama dan Demokratisasi Indonesia. Bekasi: Gugus Press.
Saul, John Ralston. 2008. Runtuhnya Globalisme dan Penemuan Kembali Dunia. Penerjemah: Daryatno. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Somvir. 2001. 108 Mutiara Weda untuk Kehidupan Sehari-hari. Surabaya: Paramita.
Sugiono, 1992. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : CV. Alpabeta.
Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung: Penerbit ITB.
Susanto, Astrid S. 1985. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Jakarta:Binacipta.
Tester, Keith. 2003. Media, Budaya, dan Moralitas. Penerjemah: Muhammad Syukri. Yogyakarta: Juxtapose.
Titib, Made. 1996. Weda Sabda Suci Pedoman Praktis Kehidupan. Surabaya: Paramita.
Turner, Brian S., 2006. Agama & Teori Sosial: Rangka-Pikir Sosiologi dalam Membaca Eksistensi Tuhan di antara Gelegar Ideologi-Ideologi Kontem porer. Penerjemah: Inyiak Ridwan Muzir. Yogyakarta: IRCiSoD.
---------------------- 2008. Runtuhnya Universalitas Sosiologi Barat. Bongkar Wacana Atas: Islam Vis A Vis Barat, Orientalisme, Postmodernisme, dan Globalisme. Penerjemah: Sirojuddin Arief, dkk. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Ullmann, Stephen. 2007. Pengantar Semantik. Sumarsono, ed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wahana, Paulus. 2004. Nilai Etika Aksiologis Max Scheler. Yogyakarta: Kanisius.
Penulis yang mengirimkan naskah melakukannya dengan pengertian bahwa jika diterima untuk publikasi, hak cipta dari artikel tersebut akan diserahkan ke Widya Aksara sebagai penerbit jurnal.
Hak cipta mencakup hak eksklusif untuk mereproduksi dan mengirimkan artikel dalam semua bentuk dan media, termasuk cetak ulang, foto, mikrofilm, dan reproduksi serupa lainnya, serta terjemahannya. Reproduksi bagian manapun dari jurnal ini, penyimpanannya dalam database dan pengirimannya oleh segala bentuk atau media, seperti salinan elektronik, elektrostatik dan mekanis, fotokopi, rekaman, media magnetik, dll., Hanya akan diizinkan dengan izin tertulis dari Widya Aksara. Namun, Penulis memiliki hak untuk yang berikut:
1. Duplikat semua atau sebagian dari materi yang diterbitkan untuk digunakan oleh penulis sendiri sebagai instruksi kelas atau materi presentasi verbal di berbagai forum;
2. Menggunakan kembali sebagian atau seluruh bahan sebagai kompilasi bahan untuk pekerjaan penulis;
3. Membuat salinan dari materi yang diterbitkan untuk didistribusikan di dalam institut tempat penulis bekerja.
STHD Klaten dan Widya Aksara melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa tidak ada data, pendapat, atau pernyataan yang salah atau menyesatkan diterbitkan dalam jurnal. Dengan cara apa pun, isi artikel dan iklan yang diterbitkan dalam Widya Aksara adalah tanggung jawab tunggal dan eksklusif masing-masing penulis dan pengiklan.