AKTUALISASI DAN PENCIPTAAN GEGURITAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DI PASRAMAN WISNU SAKTI DESA TAMBAKAN, KECAMATAN JOGONALAN, KABUPATEN KLATEN
Abstract
Pura Wisnu Sakti secara historis memiliki kebudayaan geguritan yang kini sudah jarang digunakan. Padahal, geguritan memiliki fungsi sebagai media transformasi pengetahuan ataupun pendidikan moral kepada anak yang dibacakan. Hal ini menjadi menarik untuk diaktualisasikan kembali. Selain itu, penciptaan menjadi lebih menarik karena pelestarian dan pengaktualisasiannya menjadi lebih efektif. Dalam penciptaannya tentu mempertimbangkan berbagai faktor: daya tangkap anak, penyesuaian zaman, serta penanaman nilai-nilai agama. Dari latar belakang yang hadir, terumuskan dua pertanyaan yang harus dipecahkan, yakni: 1) Kenapa aktualisasi dan penciptaan geguritan dilakukan?, 2) Bagaimana aktualisasi dan penciptaan geguritan dilakukan?
Dalam penelitian yang dilakukan, metode partisipatoris menjadi metode yang dirasa paling ideal, karena posisi dari peneliti merupakan insider dari objek penelitian. Selain itu, penelitian yang dilakukan merupakan penelitian terapan, sehingga metode ini sangat mendukung dalam pelaksanaannya. Dalam penelitian yang dilakukan, teori yang digunakan adalah teori konstruktivisme, teori revitalisasi, dan teori penciptaan.
Dari penelitian yang sudah dilakukan, terdapat kesimpulan bahwa ada empat faktor yang melandasi aktualisasi dan penciptaan geguritan patut untuk dilakukan: 1) Faktor latar belakang,
2) Faktor Pelestarian, 3) Faktor Geguritan, 4) Faktor Pasraman. Pengaktualisasian dan penciptaan geguritan berhasil dilakukan, meskipun belum sepenuhnya maksimal. Meskipun begitu, penelitian terapan memang tidak secara instan dapat terselesaikan, karena harus melalui proses yang panjang. Tahapan-tahapan dari proses pengaktualisasian dan penciptaan mengacu pada teori-teori yang digunakan. Hasil yang didapatkan menyatakan bahwa teori-teori tersebut terbukti mampu untukdiaplikasikan.
References
Creswell, J. W. 2012. Educational Research: Planning, Conducting, And Evaluating Quantitative And Qualitative Research. Ed. 4. Pearson Education. Boston.USA.
Gunarjo, Nursodik. 2011. Wayang Sebagai Media Komunikasi Tradisional dalam Diseminasi Informasi. Jakarta: Kementerian Komunikasi dan Informatika RI Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik.
Subalidinata. 1994. Kawruh Kasusastran Jawa. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara
Suyitno. 1985. Teknik Pembelajaran Apresiasi Sastra dan KemampuanBerbahasa.
Yogyakarta: PT Hanindita.
Arsyad, Azhar. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sigit Mangun Wardoyo. (2013). Pembelajaran Konstruktivisme: Teori dan Aplikasi Pembelajaran dalam Pembentukan Karakter. Bandung:Alfabeta.
P.P., Dhanu, DKK. 2002. Geguritan Tradisional dalam Sastra Jawa. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta
Yuliwantoro, Lilik. 2013. Peningkatan Keterampilan Membaca Geguritan dengan Media Audio Visual pada Siswa Kelas VIII A SMP N 37 Purworejo Tahun Ajaran 2012/2013. Vol. 02/No.03/Mei 2013. Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Rustono dan Pristiwati, Rahayu. 2013. Bentuk dan Sastra Lisan Banyumasan. Lingua, Vol.
10/No.1/Januari 2013. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
ktiadalah subjek dari kebudayaan tersebut
Rohani. 2017. Meningkatkan Kreativitas Anak Usia Dini melalui Media Barang Bekas. PGRA, Vol. 05, No. 02, Juli-Desember 2017. Sumatera Utara: Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN.
Duija, I Nengah. 2005. Tradisi Lisan, Naskah, dan Sejarah. Wacana, Vol. 07/No. 02/Oktober 2005 (111-124).
Wirawan, Komang Indra. 2018. Taksu dalam Dramatari Calonarang Sebuah Kajian Estetika Hindu. Widyadari, Vol. 19, No. 1, Aprik 2018, ( hlm. 40-45).
Allaso, Elisha O. 2018. Aktualisasi Diri Ki Seno Nugroho: Tinjauan Pemenuhan Kebutuhan dalam Teori Motivasi Abraham H. Maslow. Wayang Nusantara, Vol. 2/No. 2, September 2018 (92-102).
Hindersah, Hilwati. 2005. Krisis Ilmu Pengetahuan Modern: Menuju Metodologi Partisipatif.
Penulis yang mengirimkan naskah melakukannya dengan pengertian bahwa jika diterima untuk publikasi, hak cipta dari artikel tersebut akan diserahkan ke Widya Aksara sebagai penerbit jurnal.
Hak cipta mencakup hak eksklusif untuk mereproduksi dan mengirimkan artikel dalam semua bentuk dan media, termasuk cetak ulang, foto, mikrofilm, dan reproduksi serupa lainnya, serta terjemahannya. Reproduksi bagian manapun dari jurnal ini, penyimpanannya dalam database dan pengirimannya oleh segala bentuk atau media, seperti salinan elektronik, elektrostatik dan mekanis, fotokopi, rekaman, media magnetik, dll., Hanya akan diizinkan dengan izin tertulis dari Widya Aksara. Namun, Penulis memiliki hak untuk yang berikut:
1. Duplikat semua atau sebagian dari materi yang diterbitkan untuk digunakan oleh penulis sendiri sebagai instruksi kelas atau materi presentasi verbal di berbagai forum;
2. Menggunakan kembali sebagian atau seluruh bahan sebagai kompilasi bahan untuk pekerjaan penulis;
3. Membuat salinan dari materi yang diterbitkan untuk didistribusikan di dalam institut tempat penulis bekerja.
STHD Klaten dan Widya Aksara melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa tidak ada data, pendapat, atau pernyataan yang salah atau menyesatkan diterbitkan dalam jurnal. Dengan cara apa pun, isi artikel dan iklan yang diterbitkan dalam Widya Aksara adalah tanggung jawab tunggal dan eksklusif masing-masing penulis dan pengiklan.