AGAMA HINDU PELESTARI BUDAYA LOKAL
Abstract
Perwujudan dari rasa syukur ini dilakukan Umat Hindu dalam sebuah penyelenggaraan upacara atau odalan yang umumnya dikenal dengan pelaksanaan yadnya atau korban suci. Bebantenan di Bali merupakan ciri khas yang unik dengan mengaitkan daya cipta yang religius serta mengandung budaya seni dan adat yang bercirikan pada Desa-Kala-Patra (tempat, waktu dan keadaan tradisi masyarakat pendukungnya). Budaya merupakan segala hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Segala bentuk cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh suatu masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi adalah hal – hal yang muncul karena budi dan akal manusia. Budaya merupakan pola hidup menyeluruh yang bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Ada tiga kerangka dasar dalam pemahaman dan pelaksanaan ajaran agama Hindu, antara lain: 1). Tattwa (pengetahuan tentang filsafat), 2). Etika, (pengetahuan tentang sopan santun, tata krama) 3). Upacara atau ritual (pengetahuan tentang yajna) Ketiga kerangka dasar tersebut tidak berdiri sendiri tetapi merupakan suatu kesatuan yang harus dimiliki. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut maka dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu sebagai berikut : Bagaimana hubungan agama Hindu dan Budaya lokal?, Bagaimana Agama Hindu Melestarikan budaya lokal?
Terdapat hubungan yang sangat erat dan selaras antara budaya dan agama Hindu dimana menjiwai budaya yang ada. Baik itu dalam bentuk dharma gita, seni tari, seni tabuh, upacara keagamaan, pakaian adat, maupun bangunan suci. Semua itu merupakan bentuk usaha manusia untuk mendekatkan diri kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang bernafaskan ajaran – ajaran Weda.Jenis – jenis budaya yang ada dalam agama Hindu antara lain : Dharma Gita, Seni Tari, Seni Tabuh, Upacara Keagamaan, Pakaian Adat, dan Bangunan Suci. Dari setiap budaya yang telah di paparkan tadi di atas dapat dibuktikan adanya unsur kehinduan yang menjiwai masing – masing budaya sebagai bentuk ekspresi dari pengamalan ajaran agama Hindu
References
Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta
H.B. Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian Kulitatif. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Herusatoto, Budiono. 2003. Simbolisme dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: PT Hanindita Graha Widya.
Koentjaraningrat. 1976. Kebudayaan Jawa Jakarta : Balai Pustaka
Rostiyati, Ani. 1995. Fungsi Upacara Tradisional bagi Masyarakat Pendukungnya Masa Kini. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Ciptoprawiro, Abdullah. 1992. Filsafat Jawa. Jakarta: Balai Pustaka
Ida Ayu Putu Surayin. 2006. Seri V Upakara Yadnya, Pitra Yadnya. Surabaya : Paramita
Endrswara, Suwardi. 2003. Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta : Gajah Mada University press
Suripto, Adi. 2006. Nilai-nilai Hindu Dalam Budaya Jawa, Seripahan Tertinggal. Surabaya : Paramita
Putra. 1998. Wrhaspati-Tatwa. Surabaya : Paramita
Penulis yang mengirimkan naskah melakukannya dengan pengertian bahwa jika diterima untuk publikasi, hak cipta dari artikel tersebut akan diserahkan ke Widya Aksara sebagai penerbit jurnal.
Hak cipta mencakup hak eksklusif untuk mereproduksi dan mengirimkan artikel dalam semua bentuk dan media, termasuk cetak ulang, foto, mikrofilm, dan reproduksi serupa lainnya, serta terjemahannya. Reproduksi bagian manapun dari jurnal ini, penyimpanannya dalam database dan pengirimannya oleh segala bentuk atau media, seperti salinan elektronik, elektrostatik dan mekanis, fotokopi, rekaman, media magnetik, dll., Hanya akan diizinkan dengan izin tertulis dari Widya Aksara. Namun, Penulis memiliki hak untuk yang berikut:
1. Duplikat semua atau sebagian dari materi yang diterbitkan untuk digunakan oleh penulis sendiri sebagai instruksi kelas atau materi presentasi verbal di berbagai forum;
2. Menggunakan kembali sebagian atau seluruh bahan sebagai kompilasi bahan untuk pekerjaan penulis;
3. Membuat salinan dari materi yang diterbitkan untuk didistribusikan di dalam institut tempat penulis bekerja.
STHD Klaten dan Widya Aksara melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa tidak ada data, pendapat, atau pernyataan yang salah atau menyesatkan diterbitkan dalam jurnal. Dengan cara apa pun, isi artikel dan iklan yang diterbitkan dalam Widya Aksara adalah tanggung jawab tunggal dan eksklusif masing-masing penulis dan pengiklan.