PENANAMAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU BERBASIS PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK
Abstract
Fakta menunjukan di masyarakat telah terjadi dekadensi moral, penyalah gunaan narkoba, penurunan iman dan takwa, disharmonisasi antar warga masyarakat, kriminal serta meningkatnya korupsi dan perilaku sex yang menyimpang. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi dunia pendidikan khususnya pendidikan agama. Memperhatikan hal tersebut di atas mengenai dilemanya proses pendidikan, mengenai kontribusi pendidikan agama termasuk pendidikan agama dalam menopang perilaku menyimpang peserta didik. Pembentukan kembali karakter peserta didik merupakan sebuah hal yang cukup sulit namun penting untuk dirilis kembali. Sebab dewasa ini pendidikan agama Hindu dihadapkan pada persimpangan jaman globalisasi yang cukup membuat resah masyarakat. Oleh karena demikian tuntutan akan pendekatan multikultur dan pendekatan multidisiplin dalam pembelajaran agama Hindu penting digerakan kembali demi kepentingan persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Pendidikan agama Hindu mendorong peserta didik untuk dapat menjalankan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari, dan menjadikan agama sebagai landasan etika dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara mengingat suksesnya anak-anak dalam mengikuti pelajaran agama tidak bisa diukur dari perolehan angka semata melainkan juga bisa dilihat dari sikap dan perilakunya. Oleh karena itu jika semua pihak konsekuen dengan tujuan pendidikan nasional bahwa selain mencerdaskan kehidupan bangsa, juga membetuk mental spiritual seharusnya pendidikan agama mendapat porsi yang sewajarnya.
References
Budiman, Manneke. 2003. ‘Jatidiri Budaya dalam Masyarakat Multikultural’. Makalah dalam Seminar Pendidikan Multikultural dan Revitalisasi Hukum Adat dalam Perspektif Budaya, diselenggarakan Dep. Kebudyaan dan Pariwisata, Bogor: tanggal 18—20 Desember 2003.
Capra, F. 2000. Titik Balik Peradaban: Sains, Masyarakat, dan Kebangkitan
Kebudayaan. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.
Elmubarok, Z. 2009. Membumikan Pendidikan Nilai,
Mengumpulkan yang Terserak, Menyambung yang Putus, dan Menyatukan yang tercerai. Bandung: Alfabeta.
Geerts, C. 1977. Penjaja dan Raja: Perubahan Sosial dan Modernisasi Ekonomi di Dua Kota Indonesia ( S. Supomo: Penterjemah). Jakarta: Gramedia.
Geriya, I.W. 1991. Peranan Agama Hindu dalam Transformasi Budaya. Denpasar: Institut Hindu Dharma.
Hasibuan, S.P. Malayu. 1996. Manajemen Pengertian dan Masalah Dasar. Jakarta: Gunung Agung.
Kymlicka, Willy, 2003. Kewargaan Multikultural. Jakarta, Pustaka LP3ES Indonesia.
Listia, dkk. 2007. Problematik Pendidikan Agama di Sekolah. Yagyakarta: Institut Dian.
Maharyono, HS, SB. 2008. Pendidikan Karakter Bangsa Indoneisa. Educare, nomor 7/5 Oktober 2008. Halaman 22-17-21.
Pandit, B. 2005. Pemikiran Hindu Pokok-Pokok Pemikiran Agama Hindu dan Filsafatnya. Surabaya: Paramita.
Sukadi. 2011. Paran Ilmu Sosial dan Humaniora dalam Pembelajaran Agama. Makalah seminar di Pascasarjana IHD Negeri Denpasar. Tidak diterbitkan.
Sulhan, N. 2010. Pendidikan Berbasis Karakter Sinergi antara Sekolah dan Rumah dalam Membentuk Karakter Anak. Surabaya: Jaringpena.
Suparlan, Parsudi. 2003. ‘Menuju Masyarakat Indonesia yang Multikultural’. Makalah dalam Seminar Pendidikan Multikultural dan Revitalisasi Hukum Adat dalam Perspektif Budaya, diselenggarakan Departemen Kebudyaan dan Pariwisata, Bogor, tagl. 18—20 Desember 2003.
Susriasumantri, J.S. 1985. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Sinar Harapan.
Tanu, I Ketut. 2008. Isu-isu Kontemporer Pendidikan Agama Hindu di Sekolah Dasar (perspektif kritis cultur studies). Denpasar: Sari Khayangan Indonesia.
Titib, I Made. 2003. Teologi dan Simbol-Simbol dalam Agama Hindu. Surabaya: Paramita.
Penulis yang mengirimkan naskah melakukannya dengan pengertian bahwa jika diterima untuk publikasi, hak cipta dari artikel tersebut akan diserahkan ke Widya Aksara sebagai penerbit jurnal.
Hak cipta mencakup hak eksklusif untuk mereproduksi dan mengirimkan artikel dalam semua bentuk dan media, termasuk cetak ulang, foto, mikrofilm, dan reproduksi serupa lainnya, serta terjemahannya. Reproduksi bagian manapun dari jurnal ini, penyimpanannya dalam database dan pengirimannya oleh segala bentuk atau media, seperti salinan elektronik, elektrostatik dan mekanis, fotokopi, rekaman, media magnetik, dll., Hanya akan diizinkan dengan izin tertulis dari Widya Aksara. Namun, Penulis memiliki hak untuk yang berikut:
1. Duplikat semua atau sebagian dari materi yang diterbitkan untuk digunakan oleh penulis sendiri sebagai instruksi kelas atau materi presentasi verbal di berbagai forum;
2. Menggunakan kembali sebagian atau seluruh bahan sebagai kompilasi bahan untuk pekerjaan penulis;
3. Membuat salinan dari materi yang diterbitkan untuk didistribusikan di dalam institut tempat penulis bekerja.
STHD Klaten dan Widya Aksara melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa tidak ada data, pendapat, atau pernyataan yang salah atau menyesatkan diterbitkan dalam jurnal. Dengan cara apa pun, isi artikel dan iklan yang diterbitkan dalam Widya Aksara adalah tanggung jawab tunggal dan eksklusif masing-masing penulis dan pengiklan.