Peran Perempuan Dalam Era Globalisasi
Abstract
Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan dalam posisi yang sama sebagai makhluk paling mulia dibandingkan dengan makhluk lainnya. Namun, dalam masyarakat di berbagai tempat terdapat perbedaan pandangan tentang status perempuan sehingga muncul konstruksi yang berbeda-beda mengenai kedudukan perempuan. Hal ini tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya pandangan tersebut, seperti pelabelan yang dikaitkan dengan sifat ataupun fisik laki-laki dan perempuan. Misalnya, laki-laki dikonsepsikan sebagai makhluk yang lebih kuat jika dibandingkan dengan perempuan. Dari segi fisik atau biologis laki-laki lebih kekar dan tegap sehingga diasumsikan lebih memiliki kekuatan dibandingkan dengan perempuan. Pada akhirnya, gambaran kondisi fisik seperti itu mempengaruhi konsep pembagian peran antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki dikonsepsikan bekerja di luar rumah atau wilayah publik, sedangkan wanita dikonsepsikan bekerja dalam bidang yang terkait dengan urusan di dalam rumah tangga atau wilayah domestik. Lebih jauh keutamaan seorang perempuan atau wanita di dalam kitab suci Veda dinyatakan memiliki sifat innovatif, cemerlang, mantap, memberi kemakmuran, diharapkan untuk cerdas menjadi sarjana, gagah berani dan dapat memimpin pasukan ke medan pertempuran dan senantiasa percaya diri. Dari pandangan tersebut di atas, bila kita mengkaji bahwa peserepsi masyarakat Hindu tentang perempuan adalah sama-sama mulia, sama-sama memiliki potensi dan fungsi sesuai dengan kodrat dan tanggung jawabnya masing-masing, artinya seorang perempuan bila mampu mengembangkan potensinya dengan baik, mampu melaksanakan swadharmanya dengan baik maka wanita benar-benar mendapatkan penghargaan yang sangat mulia.
References
2. Darwin. 2005. Negara dan Perempuan.Yogyakarta: CV. Adipura.
3. Dzuhayatin. 2002. Rekonstruksi Metodologis Wacana Kesetaraan Gender dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
4. Gandhi. 2002. Kaum Perempuan dan Ketidakadilan Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
5. Habsjah. 2005. Dampak Pembakuan Peran Gender terhadap Perempuan Kelas Bawah di Jakarta. Jakarta: LKiS.
6. Humm. 2002. Ensiklopedia Feminisme.Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.
7. Handayani. 2004. Kuasa Wanita Jawa. Yogyakarta: PT. LKiS.
8. Hadiz. 2005 . Pembakuan Peran Gender dalam Kebijakan – Kebijakan di Indonesia. Jakarta: LBH-APIK
9. Illich. 2002. Matinya Gender. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
10. Ismawati. 2005. Transformasi Perempuan Jawa. Surakarta: Pustaka Cakra
11. Kajeng Dkk. 1999. Sarasamuccaya. Surabaya: Paramita.
12. Kuntjara. 2004. Gender, Bahasa dan Kekuasaan. Jakarta: Gunung Mulia
13. Kadarusman. 2005. Agama, relasi Gender dan feminisme. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
14. Mosse. 2004 . Gender dan Pembangunan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
15. Mufidah . 2004. Paradigma Gender. Malang: Bayumedia
16. Pudja.1985. Sarasamuccaya.Jakarta:Departemen Agama Republik Indonesia Dirjen Bimas Hindu dan Buddha
17. Poerwadarminta. 1984. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:PN. Balai Pustaka
18. Sura.1993. Pengendalian diri dan Etika Dalam Ajaran Agama Hindu. Jakarta : Hanuman Sakti
19. Sukri. 2001. Perempuan dan Seksualitas dalam Tradisi Jawa. Yogyakarta: Gama Media
20. Titib. 1998. Veda Sabda Suci. Surabaya: Paramita
Penulis yang mengirimkan naskah melakukannya dengan pengertian bahwa jika diterima untuk publikasi, hak cipta dari artikel tersebut akan diserahkan ke Widya Aksara sebagai penerbit jurnal.
Hak cipta mencakup hak eksklusif untuk mereproduksi dan mengirimkan artikel dalam semua bentuk dan media, termasuk cetak ulang, foto, mikrofilm, dan reproduksi serupa lainnya, serta terjemahannya. Reproduksi bagian manapun dari jurnal ini, penyimpanannya dalam database dan pengirimannya oleh segala bentuk atau media, seperti salinan elektronik, elektrostatik dan mekanis, fotokopi, rekaman, media magnetik, dll., Hanya akan diizinkan dengan izin tertulis dari Widya Aksara. Namun, Penulis memiliki hak untuk yang berikut:
1. Duplikat semua atau sebagian dari materi yang diterbitkan untuk digunakan oleh penulis sendiri sebagai instruksi kelas atau materi presentasi verbal di berbagai forum;
2. Menggunakan kembali sebagian atau seluruh bahan sebagai kompilasi bahan untuk pekerjaan penulis;
3. Membuat salinan dari materi yang diterbitkan untuk didistribusikan di dalam institut tempat penulis bekerja.
STHD Klaten dan Widya Aksara melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa tidak ada data, pendapat, atau pernyataan yang salah atau menyesatkan diterbitkan dalam jurnal. Dengan cara apa pun, isi artikel dan iklan yang diterbitkan dalam Widya Aksara adalah tanggung jawab tunggal dan eksklusif masing-masing penulis dan pengiklan.