Persembahyangan Purnama Dan Tilem Sebagai Moment Strategis Untuk Peningkatan Sraddha Bhakti Serta Pembinaan Umat Yogyakarta
Abstract
Persembahyangan Purnama dan Tilem di Pura Jagadnatha Banguntopo Yogyakarta yang secara rutin dilaksanakan setiap lima belas hari sekali. Dalam implementasi persembahyangan Purnama dan Tilem yang termasuk bagian dari upacara Dewa Yadnya yang dapat dijadikan tempat untuk pembinaan umat. Secara realita yang ada di sekitar khususnya di Banguntapan, pelaksanaan persembahyangan Purnama dan Tilem dilihat tidak diragukan lagi mengenai hal ritual atau upacaranya, tetapi persembahyangan rutin tersebut dapat dimanfaatkan sebagai ajang pembinaan umat yang tepat karena pada saat tersebut umat benar-benar datang untuk mencari ketenangan dan tempat berkumpul untuk mendapatkan pengetahuan. Sebagian umat dalam melaksanakan ritual atau upacara persembahyangan Purnama dan Tilem belum memahami secara mendalam bagaimana makna yang terkadung di dalamnya, makna apa saja yang didapat ketika mengikuti persembahyangan Purnama dan Tilem. Persembahyangan Purnama dan Tilem penting dilaksanakan, sehingga perlu adanya pembinaan setiap saat pesembahyangan. Di Pura Jagadnatha Banguntopo telah menerapkan rangkaian acara persembahyangan Purnama dan Tilem yang tersusun begitu jelas dan terarah. Yang mana di dalam proses persembahyangan memberikan makna tersendiri, mulai dari persiapan, susunan acara yang memberikan banyak pengetahuan dalam peningkatan sraddha dan bhakti sumat. Sehingga persembahyangan Purnama dan Tilem yang diterapkan di Pura Jagadnatha menjadi sebagai moment peningkatan sraddha dan bhakti dan pembinaan umat yang strategis.
References
2. Mantra, I.B. 1998. Bhagawad Gita, Surabaya:Paramita
3. Oka Netra, A.A. Gde. 1994. Tuntunan Dasar Agama Hindu. Tim Penyusun
4. PHDI Pusat, 1993, Pedoman Pembinaan Umat Hindu Dharma Indonesia, Jakarta : Upada Sastra.
5. PHDI Kabupaten Karangasem, 2009, Filosofis Sembahyang, Arti dan Makna Sembahyanga. Amlapura
6. Prawiro, Ruslan, 1990. Ekonomi Sumberdaya. Bandung : Penerbit Alumni
7. Pudja, Gde, 1993. Bhagavadgita (Pancama Veda). Jakarta : Hanuman Sakti
8. Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfa Beta
9. Titib, I Made. 2003, Tri Sandya, Sembahyang dan Berdoa, Surabaya: Penerbit Paramita
10. Tambang Raras Niken, 2004, Purnama Tilem, Surabaya : PARAMITA
11. Widiana, I Ketut, 2009. Menjawab Pertanyaan Umat. Denpasar : Pustaka Bali Post
12. Widana, I Ketut, 2009. Esensi Pelaksanaan Persembahyangan Purnama Tilem Dalam Meningkatkan Kualitas Sraddha Bhakti Sisswa di SD Dangin Tukap Tahun Pelajaran 2008/2009. IHDN Denpasar
13. Yudha, Triguna, 2000, Teori Tentang Simbol. Denpasar : Widya Dharma
14. Referensi Internet:
15. http://inputbali.com/budaya-bali/makna-hari-purnama-dan-tilem-dalam-hindu
16. http://smbbali.blogspot.co.id/2012/11/hari-purnama-tilem.html
17. http://wayantarne.blogspot.co.id/2015/01/makna-filosofis-hari-raya-purnama-dan.html
Penulis yang mengirimkan naskah melakukannya dengan pengertian bahwa jika diterima untuk publikasi, hak cipta dari artikel tersebut akan diserahkan ke Widya Aksara sebagai penerbit jurnal.
Hak cipta mencakup hak eksklusif untuk mereproduksi dan mengirimkan artikel dalam semua bentuk dan media, termasuk cetak ulang, foto, mikrofilm, dan reproduksi serupa lainnya, serta terjemahannya. Reproduksi bagian manapun dari jurnal ini, penyimpanannya dalam database dan pengirimannya oleh segala bentuk atau media, seperti salinan elektronik, elektrostatik dan mekanis, fotokopi, rekaman, media magnetik, dll., Hanya akan diizinkan dengan izin tertulis dari Widya Aksara. Namun, Penulis memiliki hak untuk yang berikut:
1. Duplikat semua atau sebagian dari materi yang diterbitkan untuk digunakan oleh penulis sendiri sebagai instruksi kelas atau materi presentasi verbal di berbagai forum;
2. Menggunakan kembali sebagian atau seluruh bahan sebagai kompilasi bahan untuk pekerjaan penulis;
3. Membuat salinan dari materi yang diterbitkan untuk didistribusikan di dalam institut tempat penulis bekerja.
STHD Klaten dan Widya Aksara melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa tidak ada data, pendapat, atau pernyataan yang salah atau menyesatkan diterbitkan dalam jurnal. Dengan cara apa pun, isi artikel dan iklan yang diterbitkan dalam Widya Aksara adalah tanggung jawab tunggal dan eksklusif masing-masing penulis dan pengiklan.