TUTUR KESUSILAAN SANG WIDURA DALAM GAGURITAN WIDURA NITI WAKYA
Abstract
This study aims to describe: the narrative structure and moral advice of the Widura in Geguritan Widura Niti. Based on the results of the study it was found that: 1) the narrative structure in Gaguritan Widura Niti Wakya, namely: (1) synopsis, tells about the consideration or advice of the Thistle to King Dhrtarastra; (2) the theme is the teaching of decency; (3) setting includes setting of place and time; (4) the flow used is forward flow; (5) characters include the main characters (Raja Dhrtarastra and the Widura), secondary / complementary figures (Sang Hyang Sanatkumara and Sang Kaurawa); (6) characterization: characterization of the Dhrtarastra (kind, merciful); characterization of the Widura (smart and knowledgeable, strong belief in religious teachings); characterization of Sang Hyang Sanatkumara (knowledgeable about God); and characterization of the Duryodhana (arrogant and selfish); (7) mandate (do not oppose destiny, omnipotence, Ida Sang Hyang Widhi Wasa / God, a leader should prioritize the welfare of the people. 2) Speak the decency in the Gaguritan Nidur Wakya Widura, namely: (1) Tri Rich Parisudha (wacika parisudha, kayika parisudha, and manacika parisudha); (2) Panca Yama Brata (brahmacari, Satya and asteya); (3) Panca Nyama Brata (akrodha, susrusa teacher, sauca, aharalaghawa, and apramadha); and (4) Chess Paramita (maitri and karuna).
References
Ardika, INyoman. 2012. Tari Parwalen Di Dadia Dalem Siwa Gaduh Desa Pakraman Beluhu Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem. Skripsi diterbitkan. Amlapura: Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Agama Hindu.
Arikunto, Suharsini. 1999. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Atmazaki. 1990. Ilmu Sastra Teori dan Terapan. Padang: Angkasa Raya Padang.
Dharmayuda, I Made Suasthawa. 1995. Kebudayaan Bali: Pra Hindu, Masa Hindu dan Pasca Hindu. Denpasar: Kayu Mas
Dwija, I Wayan. 2006. Metologi Penelitian Pendidikan. Amlapura: Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Agama Hindu Amlapura.
Endraswara, Swardi. 2003. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS.
Gautama, W.B. dkk. 2009. Kamus Bahasa Bali Indonesia. Surabaya: Paramita.
Ginarsa, Ketut. 1989. Geguritan Jayaprana. Denpasar: CV.Kayu Mas Agung.
Hasjim, N. dkk. 1984. Kegiatan Apresiasi Sastra Murid Sekolah Pendidikan Guru DKI Jakarta. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Kusmayadi, Endar Sugiantoro. 2000. Metodologi Pendidikan dalam Bidang Kepariwisataan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kutha Ratna, Nyoman. Teori, Metode,dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mardiwarsiito, L. 1983. Tantri Kamandaka Naskah dan terjemahan dengan Glosarium. Flores: Nusa Indah.
Mendera, Nengah. 1989. Kekawin dan Mebebasan di Bali. Denpasar: Upada Sastra.
Narbuko, Cholid, Abu Achmadi. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Akasara.
Nurgiantoro, Burhan. 1994. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Pasek Swastika, I Ketut. 2011. Mapandes ( Potong Gigi). Denpasar: CV. KAYU MAS AGUNG
Pendem, I Wayan. 2014. Gaguritan Magantaka ( Kajian Bentuk Fungsi dan Makna. Lampuhyang Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama dan Kebudayaan. Amlapura: Lembaga Penjamin Mutu STKIP Agama Hindu Amlapura.
Regeg, A A Made. 1988. Geguritan Jaya Perana. Klungkung: Cempaka 2 Denpasar.
Santika, I Komang. Nilai Pendidikan Agama Hindu Dalam Geguritan Basukian. Skripsi diterbitkan. Amlapura: Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Agama Hindu Amlapura.
Suardana, I Ketut, Gede Ngurah Sumpena. 1993. Metodologi Penelitian. Singaraja: Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Sukada, Md. 1987. Beberapa Aspek Tentang Sastra. Denpasar: Kayu Mas & Yayasan Ilmu dan Seni Lesiba.
Sumarni, Ni Wayan,dkk. 2004. Widya Dharma Agama Hindu. Jakarta: Ganesa Exct.
Suryabrata,Sumadi. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Tim Edukatif. 2007. Kompeten Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Tim Penyusun. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Balai Pustaka.
Tim Penyusun. 2005. Kamus Istilah Agama Hindu. Kantor Departemen Agama Provinsi Bali.
Wiana, I Ketut. 2002. Memelihara Tradisi Weda. Denpasar: BP.
Wisnu, I Wayan Gede. 2001. Gegeuritan Dharma Santhi Adnyana Analisis Struktur Semiotik. Skripsi tidak diterbitkan. Denpasar: Fakultas Pendidikan Unud.
Yayasan Sanatana Dharmasrama Surabaya. 1996. Intisari Ajaran Hindu. Surabaya: Paramita.
Penulis yang mengirimkan naskah melakukannya dengan pengertian bahwa jika diterima untuk publikasi, hak cipta dari artikel tersebut akan diserahkan ke Widya Aksara sebagai penerbit jurnal.
Hak cipta mencakup hak eksklusif untuk mereproduksi dan mengirimkan artikel dalam semua bentuk dan media, termasuk cetak ulang, foto, mikrofilm, dan reproduksi serupa lainnya, serta terjemahannya. Reproduksi bagian manapun dari jurnal ini, penyimpanannya dalam database dan pengirimannya oleh segala bentuk atau media, seperti salinan elektronik, elektrostatik dan mekanis, fotokopi, rekaman, media magnetik, dll., Hanya akan diizinkan dengan izin tertulis dari Widya Aksara. Namun, Penulis memiliki hak untuk yang berikut:
1. Duplikat semua atau sebagian dari materi yang diterbitkan untuk digunakan oleh penulis sendiri sebagai instruksi kelas atau materi presentasi verbal di berbagai forum;
2. Menggunakan kembali sebagian atau seluruh bahan sebagai kompilasi bahan untuk pekerjaan penulis;
3. Membuat salinan dari materi yang diterbitkan untuk didistribusikan di dalam institut tempat penulis bekerja.
STHD Klaten dan Widya Aksara melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa tidak ada data, pendapat, atau pernyataan yang salah atau menyesatkan diterbitkan dalam jurnal. Dengan cara apa pun, isi artikel dan iklan yang diterbitkan dalam Widya Aksara adalah tanggung jawab tunggal dan eksklusif masing-masing penulis dan pengiklan.