MAKNA RELIEF TAPAL KUDA PADA CANDI SUKUH DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN AGAMA HINDU
Abstract
The temple has become a monument to the civilization and pride of the Indonesian people. The pride of this monumental historical building has been proven by the government's program to renovate and reconstruct and maintain and preserve temples as historical relics throughout the country so that it becomes a historical tourism area. Sukuh Temple is found in Karangayan Regency. In this temple there are different relifs from other temples in the Middle Ages. Relif Horseshoe in Sukuh Temple is a philosophy of paraning dumadi. The Horseshoe Relif is located within the surroundings of Sukuh Temple which is a cultural preservation of historical, scientific, national and state development. Sukuh Temple has noble values that must be preserved in order to strengthen the practice of increasing national dharma, strengthening national unity, and improving the welfare of society. Based on this background, the research problem can be formulated as follows: What is the shape of the Horseshoe Relif at Sukuh Temple? What is the meaning of Relief Horseshoe Hindu Religious Education Perspective? Sangkan Paraning Dumadi in the Kejawen philosophy teaches that the ultimate goal of human life is God Almighty, so that in living this life we must approach the noble values of God. Honest, Fair, Responsibility, Caring, Simple. In the teachings of Hindu hospitality there is a way to reach perfection, namely Moksa, by connecting and focusing one's mind to Ida Sang Hyang Widhi Wasa called Catur Marga Yoga, Astāngga yoga, namely yama, nyama, asana, pranayama, pratyahara, dharana, dhyana and samadhi and samadhi The Ethics Education Values contained in the Javanese dance are very paraning. Dumadi The noble values of the divinity include honesty, fairness, responsibility, caring, simple, friendly, disciplined and this commitment can be found in the tembang dangganggula heritage of the ancestors who until this moment. still being echoed. The value of ethical education contained in the Horseshoe Relif is very relevant to the needs of ethical education standards for Hindus in particular, and humanity in general. Dhana or not greedy nature is very relevant to the guidelines of human morality at this time, especially to avoid the occurrence of global warming which is more due to the nature of human greed in exploiting natural resources on this earth.
References
Bernet Kempers dan Soekmono, Candi-Candi Di Sekitar Prambanan, Jakarta: Ganacony, 1974
Darmosoetopo, Riboet 1975/’76 Laporan Peninggalan-peninggalan Kebudayaan di Lereng Gunung Lawu. Yogyakarta: Proyek PPPT UGM Diindonesiakan oleh Deliar Noer, Jakarta: Rajawali.
Kulke, Herman 1978 The Dewaraja Cult. New York: Cornell University.
Mabbett, I.W. 1983 “The Symbolism of Mount Meru”. dalam History of Religions: An International Journal for Comparative Historical Studies. Volume 23, No.1. Chicago: The University Chicago Press.
Munandar, Agus Aris 1990 Kegiatan Keagamaan di Pawitra: Gunung Suci di Jawa Timur Abad 14--15 M. Tesis Magister Program Pascasarjana UI, Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Budaya. Diketik ulang berupa buku tahun 1994 (belum diterbitkan).
Musses, A. Martha 1923 “De Soekoeh-opscriften”. TBG: LXII, halaman 496-515.
Pigeaud, Th.G.Th. 1924 De Tantu Panggelaran: Een Ou-dJavaansch Proza-geschrift Uitgegeven, Vertald en Toegelicht. Disertasi, Rijksuniversiteit te Leiden. 's-Gravenhage:Nederlandsche Boeken Steendrukerij vh. H.L. Smits.
Wibawa, Made Aripta. 2005. Siapakan yang di sebut Guru. Denpasar : PT Warna Komunikasi.
Wiana, I Ketut. 1997. Cara Belajar Agama Hindu Yang Baik. Denpasar : Yayasan Dharma Naradha.
Penulis yang mengirimkan naskah melakukannya dengan pengertian bahwa jika diterima untuk publikasi, hak cipta dari artikel tersebut akan diserahkan ke Widya Aksara sebagai penerbit jurnal.
Hak cipta mencakup hak eksklusif untuk mereproduksi dan mengirimkan artikel dalam semua bentuk dan media, termasuk cetak ulang, foto, mikrofilm, dan reproduksi serupa lainnya, serta terjemahannya. Reproduksi bagian manapun dari jurnal ini, penyimpanannya dalam database dan pengirimannya oleh segala bentuk atau media, seperti salinan elektronik, elektrostatik dan mekanis, fotokopi, rekaman, media magnetik, dll., Hanya akan diizinkan dengan izin tertulis dari Widya Aksara. Namun, Penulis memiliki hak untuk yang berikut:
1. Duplikat semua atau sebagian dari materi yang diterbitkan untuk digunakan oleh penulis sendiri sebagai instruksi kelas atau materi presentasi verbal di berbagai forum;
2. Menggunakan kembali sebagian atau seluruh bahan sebagai kompilasi bahan untuk pekerjaan penulis;
3. Membuat salinan dari materi yang diterbitkan untuk didistribusikan di dalam institut tempat penulis bekerja.
STHD Klaten dan Widya Aksara melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa tidak ada data, pendapat, atau pernyataan yang salah atau menyesatkan diterbitkan dalam jurnal. Dengan cara apa pun, isi artikel dan iklan yang diterbitkan dalam Widya Aksara adalah tanggung jawab tunggal dan eksklusif masing-masing penulis dan pengiklan.