RITUAL RUWATAN MURWAKALA DALAM RELIGIUSITAS MASYARAKAT JAWA
Abstract
Ruwatan Murwakala is a ritual tradition that is still preserved by most Javanese people. Javanese society is a society that is rich in treasures and traditions from the ancestors and with this the Javanese people have to maintain Javanese culture. Javanese values are stored behind ritual symbols, while some Javanese are no longer able to read and understand the language of these symbols. As a result, Javanese rituals such as Ruwatan Murwakala are increasingly distant from his heir. Ruwatan ceremony is a Javanese traditional ceremony full of meaning. However, explanations and studies that are able to bridge the ritual to the people of Java so far have not understood. The puppet show with the Murwakala play is a depiction of the growth and development of the catastrophe (crime, destruction) and extinction. In order to ward off the threat of the safety of human life, Dalang Kandhabuwana needs to be shown, namely the depiction of Bhatara Vishnu who has the authority to deal with all the disasters waged by Bhatara Kala. Dalang Kandhabuwana is an authorized force and serves as a savior of human life by "breaking" the ferocity of Bhatara Kala. Therefore the Murwakala play is also called the Dhalang Kandhabuwana (murwakala, mastering Bhatara Kala) or Kanalangaru Dhalang. In the traditional ruwatan accompanied by puppet performances. Puppeteer Kandhabuwana is a protector and savior of the world who acts with all excellence: (1) Kandhabuwana is a speaker of the nature of life, (2) is wise and wise, (3) able to read the Kalachakra rajah, (4) can master the Bhatara Kala, and (5) purifier of any interference that threatens humans. Murwakala which to support various participants has various meanings in cultural life and human safety, among others (1) Murwakala ritual ceremony is a sacred custom, (2) Murwakala ruwatan is a pasemon (pralambang) which contains instructions on ceremonies regulating human survival, namely that humans avoid evil (destruction) should be willing to learn about the nature of life through wisdom and policy as illustrated by the qualities of the Dalang Kandhabuwana (Bhatara Vishnu). In a series of ruwatan rituals, Rajah Kalachakra is a way back, it contains a mantra as a repellent or disaster for human safety.
References
I Nyoman Warta, I Nyoman Suendi, I Nyoman Santiawan. (2019). Nilai Hidup Rukun Pondasi Kebhinekaan Dalam Mengantasipasi Radikalisme. Widya Aksara, 24(2), 145-156. Retrieved from http://ejournal.sthd-jateng.ac.id/index.php/WidyaAksara/article/view/60
Ki Wignjosutamo, 1949, Pakem Ruwatan Murwakala, Surakarta, Reksa Pustaka MN
Koentjaraningrat, 1984, Kebudayaan Jawa. Jakarta : Balai Pustaka
Mariani, Lies. 2004. Penggambaran adegan relief cerita bertemakan lukat pada bangunan suci masa Singasari-Majapahit (Abad 13-5 Masehi). Suatu ritus-upacara peralihan. Tesis. Depok: FIB UI
_____________, 2015. Ringkasan Disertasi Ruwatan Murwakala Di Jakarta Dan Surakarta : Telaah Fungsi dan Makna, Bandung : Universitas Padjadajaran
R. Harmanto Bratasiswara, 2000, Bauwarna Adat Tata Cara Jawa, Jakarta, Yayasan Suryasumirat
R. Soerjowinarso, 1929, Serat Batara Kala, Perhimpunan Suci Rahayu
Soemohatmoko, 1984, Babad ila-ila, Dekdikbud Semarang, Proyek Pengembangan Perpustakaan
Umar Kayam,Dr., 1984, makalah seminar Lingkungan Hidup, Kependudukan dan Kualitas Manusia dalam Pandangan Tradisi Jawa, Surakarta, LPPM UMS
Zoetmulder. 1985. Kalangwan : Sastra Jawa Kuno selayang pandang. Jakarta : Penerbitan Djambatan
_________. 1995. Ramayana 8.148: Kathācaritapūrwakāla, pp.888.
Penulis yang mengirimkan naskah melakukannya dengan pengertian bahwa jika diterima untuk publikasi, hak cipta dari artikel tersebut akan diserahkan ke Widya Aksara sebagai penerbit jurnal.
Hak cipta mencakup hak eksklusif untuk mereproduksi dan mengirimkan artikel dalam semua bentuk dan media, termasuk cetak ulang, foto, mikrofilm, dan reproduksi serupa lainnya, serta terjemahannya. Reproduksi bagian manapun dari jurnal ini, penyimpanannya dalam database dan pengirimannya oleh segala bentuk atau media, seperti salinan elektronik, elektrostatik dan mekanis, fotokopi, rekaman, media magnetik, dll., Hanya akan diizinkan dengan izin tertulis dari Widya Aksara. Namun, Penulis memiliki hak untuk yang berikut:
1. Duplikat semua atau sebagian dari materi yang diterbitkan untuk digunakan oleh penulis sendiri sebagai instruksi kelas atau materi presentasi verbal di berbagai forum;
2. Menggunakan kembali sebagian atau seluruh bahan sebagai kompilasi bahan untuk pekerjaan penulis;
3. Membuat salinan dari materi yang diterbitkan untuk didistribusikan di dalam institut tempat penulis bekerja.
STHD Klaten dan Widya Aksara melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa tidak ada data, pendapat, atau pernyataan yang salah atau menyesatkan diterbitkan dalam jurnal. Dengan cara apa pun, isi artikel dan iklan yang diterbitkan dalam Widya Aksara adalah tanggung jawab tunggal dan eksklusif masing-masing penulis dan pengiklan.