FUNGSI TAPA PEPE DALAM TRADISI HINDU JAWA
DOI:
https://doi.org/10.54714/jd.v2i2.44Keywords:
Kata kunci : Fungsi, Tapa (meditasi), Pepe (berjemur), Hindu (Kepercayaan), Mandira (Beringin), Kraton (Kediaman raja atau penguasa)Abstract
Tapa Pepe merupakan sebuah metode penyatuan antara Atman dengan Brahman melalui metode meditasi dengan memusatkan kepada sumber matahari. Tapa Pepe memfokuskan konsentrasinya pada “Sapta Cakra” yang ada dalam tubuh manusia. Untuk mengaktifkan cakra-cakra tersebut dengan tujuan mendekatkan diri dengan Tuhan. Ketika cakra-cakra dalam tubuh manusia terbuka, maka manusia akan banyak mendapatkan manfaat baik secara medis dan non medis, sekala dan niskala. Tapa Pepe merupakan tradisi Hindu yang telah dilaksanakan para leluhur pendahulu kita di tanah Jawa sebagai cara mendekatkan diri dalam proses menyatu dengan alam yang tiada lain adalah Tuhan itu sendiri sesuai dengan tujuan agama Hindu yaitu “mokshartam jagadhita ya ca iti dharma” dimana proses penyatuan diri seseorang melalui laku tertentu ibarat seperti seseorang melaksanakan laku upawasa (puasa) yang juga secara otomatis juga menyucikan dirinya sebagai jalan kepada Tuhan.
Ritual Tapa Pepe yang dilakukan oleh Umat Hindu Jawa di Pura Mandira Seta Kraton Surakarta tidak jauh berbeda dengan ritual tapa pepe dibeberapa tempat. Perbedaanya adalah tempat pelaksanaannya dimana pada umumnya dilakukan di tempat terbuka, halaman rumah dan lain-lain. Berbeda dengan Tapa Pepe yang berada di Pura Mandira Seta dilakukan di dalam areal pura, dimana laku tapa pepe ini dilakukan di pelataran mandala tengah pura atau madya mandala, tepatnya di pelataran Arca Bhatari Dhurga Mahisasura Mardini.
Tujuan dari Tapa Pepe di Pura Mandira Seta yaitu menyatukan Atman dengan Brahman yang berada dalam diri melalui metode menatap matahari sebagai sarana konsentrasinya. Konsentrasi pada Tapa Pepe atau Yoga Matahari berpusat pada cakra-cakra yang ada dalam tubuh. Tujuh cakra itu yaitu : Cakra Sahasrara (Cakra Mahkota), Ajna Cakra (Cakra Mata Ketiga/kening), Wisudha Cakra (Cakra Tenggorokan), Anahata Cakra (Cakra Jantung), Manipura Cakra (Cakra Pusar), Swadistana Cakra (Cakra Kelamin), Muladara Cakra (Cakra Tulang Ekor). Ketika cakra-cakra itu aktif, maka seseorang yang melakukan Tapa Pepe akan mendapatkan banyak manfaat seperti tidak mudah sakit karena menyerap energi matahari terbukti sekarang dilakukan banyak orang dimasa pendemi covid 19 ini.
References
Dewi Ayu Wisnu Wardani. (2020). RITUAL RUWATAN MURWAKALA DALAM RELIGIUSITAS MASYARAKAT JAWA. Widya Aksara, 25(1), 1-16. Retrieved from https://ejournal.sthd-jateng.ac.id/index.php/WidyaAksara/article/view/62
Kanjeng dkk, I Nyoman.1997. Sarassamucaya. Jakarta: Hanuman Sakti
Paramita, IGA Dewi. 2007. Mahabarata. Surabaya: Paramita
Priyadi, Waya.W. Teja Surya Meditasi dan Penyembuhan.2004.Denpasar: Pustaka Bali Post
Puja, Gede, Tjokorda Rai Sidharta.2012. Manawa Dharma Sastra atau weda smerti Compendium Hukum Hindu . Denpasar: Widya Dharma
Putra Rai IB, IB Jelantik dan I Nyoman Argawa. 2013. Swastikarana Pedoman Ajaran Hindu Dharma. Jakarta: Mabhakti
Rahayu, Sri Nukning. 2016. Pura Mandira Seta Baluwarti Kraton Surakarta Pendidikan Karakter Melalui Realisasi Tri Hita Karana dan Nilai Pancasila. Denpasar: Ensiklopedi Hindu Nusantara
Sakar, Prabat Rajan. 2003. Psikologi Yoga. Jakarta: Ananda Marga Yoga
Somenata, Nyoman.2013. Pembentukan Alam Semesta. Denpasar: Pustaka Bali Post
Sudharta, Tjok Rai, IB Oka Parida. 2002. Upadesa Ajaran-ajaran Agama Hindu. Surabaya: Paramita
Tim Penyusun. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarata: Balai Pustaka.
Tim Penyusun. 2012. Panduan Yoga. Denpasar: Dirjen Bimas Hindu Kementrian Agama RI
Wahono, Tri. 2011. Pedepokan Suwung Meditasi Zaman Global. Skripsi: STHD Klaten Jawa Tengah